Proses recharging atau isi ulang daya baterai belakangan makin diperhitungkan calon konsumen sebelum memutuskan membeli sebuah smartphone. Makin canggihnya spesifikasi smartphone masa kini membawa dampak kenaikan kebutuhan sumber daya baterai secara signifikan. Oleh karena sampai saat ini belum ada solusi memperpanjang daya baterai maka kecepatan proses isi ulang (recharging) baterai menjadi faktor yang tak bisa disepelekan.
Beberapa pabrikan produsen smartphone maupun produsen chipset kini berlomba-lomba menawarkan fitur fast charge. Beberapa yang memiliki reputasi positif sejauh ini adalah Quick Charge dari Qualcomm, VOOC Flash Charge andalan Oppo serta Adaptive Fast Charge hasil temuan Samsung dan tentu saja BoostMaster milik Asus. Untuk melihat mana yang paling cepat diantaranya berikut kami sajikan daftar enam smartphone dengan teknologi fast charge tersebut.
Home » Komparasi » 6 Smartphone dengan Waktu Recharge Paling Singkat
on
6 Smartphone dengan Waktu Recharge Paling Singkat
Kecepatan daya sebuah baterai diisi ulang pada dasarnya bergantung pada seberapa besar daya yang disalurkan dari sumber menuju charger dan pada akhirnya masuk ke baterai smartphone. Masing-masing smartphone sendiri memiliki regulator yang berfungsi untuk membatasi daya yang masuk selama proses pengisian daya untuk memastikan dayanya tidak berlebih.
Semenjak tahun 2012 ketika spesifikasi smartphone meningkat secara drastis pabrikan chipset terkemuka yaitu Qualcomm mencoba memberikan solusi dengan mengenalkan teknologi Quick Charge. Pada dasarnya teknologi ini bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi pengisian daya dengan mengirim output yang lebih besar. Kala itu teknologi ini bisa dibilang cukup sukses karena sanggup menghasilkan daya dua kali lipat dibanding teknologi konvensional.
Di masa lalu teknologi ini bisa ditemukan pada smartphone-smartphone seperti Samsung Galaxy S3, Xiaomi Redmi 2 atau LG Nexus 4.
Setahun berkutnya bersamaan dengan kelahiran chipset Snapdragon 800, Qualcomm memperkenalkan Quick Charge generasi kedua yang mampu mengirimkan daya lebih besar lagi menuju ke baterai dibandingkan generasi sebelumnya.
Smartphone-smartphone Android terbaru keluaran tahun 2015 ini sebagian besar masih mengandalkannya. Sebut saja misalnya LG G Flex 2, LG G4, Samsung Galaxy Note 4 dan Galaxy Note Edge, Xiaomi Mi 4i dan sebagainya. Sayang sekali selain Samsung dan Xiaomi tak ada pabrikan lain yang menyertakan charger yang kompatibel dengan fitur tersebut. Sehingga untuk memanfaatkan fitur yang dimaksud pengguna harus membeli charger pendukung sebagai aksesoris terpisah.
Beberapa pabrikan lain sekalipun menggunakan chipset berteknologi Quick Charge pilih menawarkan teknologi temuan mereka sendiri. Oppo misalnya, meski menggunakan chipset besutan Qualcomm namun tetap menyertakan VOOC Flash Charge. Meski prinsip kerjanya sama namun struktur baterai yang digunakan oleh VOOC Flash Charge berbeda dari baterai pada umumnya, selain itu output yang bisa diterima juga lebih besar sehingga kecepatan pengisian dayanya pun juga otomatis lebih cepat.
Tak mau kalah dari Oppo, pabrikan asal Korea Samsung pun memperkenalkan teknologi Fast Charge milik mereka sendiri yang sejauh ini baru ditemukan pada dua produk terbaru Samsung yaitu Samsung Galaxy S6 dan Samsung Galaxy S6 Edge. Berbeda dari Oppo yang menciptakan teknologi ini dengan tujuan agar pengisian dayanya lebih cepat dibanding Quick Charge, teknologi Samsung memiliki kecepatan isi daya yang sama seperti Quick Charge. Tampaknya maksud pabrikan asal Korea itu sekedar menemukan teknologi yang kompatibel untuk chipset buatan mereka sendiri yaitu Exynos.
Senada dengan Samsung, pabrikan asal Taiwan Asus juga tak bisa serta merta menikmati teknologi Quick Charge oleh karena sebagian besar smartphone terbaru mereka mengandalkan prosesor Intel Atom. Karena itu mereka menciptakan teknologinya sendiri yang dinamai BoostMaster.
Untuk menemukan smartphone mana saja yang membutuhkan waktu paling singkat dalam pengisian daya baterai kami menyertakan iPhone 6 sebagai representasi dari smartphone dengan teknologi pengisian daya yang konvensional.
Sedangkan kontestan lain masing-masing adalah Asus Zenfone 2 ZE551ML mewakili teknologi BoostMaster, LG G4 dan Xiaomi Mi 4i mewakili teknologi Quick Charge 2.0, Oppo N3 mewakili VOOC Flash Charge dan terakhir adalah Samsung Galaxy S6 sebagai perwakilan dari teknologi Fast Charge.
Dalam pengujian terbukti bahwa teknologi VOOC Flash Charge milik Oppo adalah yang tercepat. Baterai berkapasitas 3.000 mAh milik Oppo N3 terisi 34% hanya dalam waktu 15 menit dan 66% dalam waktu 30 menit. Dan seperti sudah bisa diduga iPhone 6 adalah yang paling lamban diantara semua kontestan. Pengisian daya selama 15 menit hanya menghasilkan penambahan sebesar 15% dan 29% dalam waktu 30 menit.
Memang baterai Samsung Galaxy S6 adalah yang membutuhkan waktu paling singkat kala keenamnya hendak diisi ulang penuh. Waktu yang dibutuhkan hanya 83 menit namun perlu diingat bahwa kapasitas baterai Samsung Galaxy S6 hanya 2.550 mAh. Lagi-lagi kejutan datang dari Oppo N3 yang hanya membutuhkan waktu 94 menit dan menempatkannya pada posisi tercepat kedua meski kapasitas baterainya cukup besar yaitu 3.000 mAh.
Dari percobaan kecil di atas bisa disimpulkan bahwa Oppo N3 adalah smartphone dengan kecepatan isi ulang daya baterai yang paling baik dan teknologi VOOC Flash Charge adalah yang terbaik dibanding teknologi lain yang ada saat ini.
RELATED POSTS