Netbook yang sempat populer di kisaran tahun 2010-2012 –an perlahan namun pasti popularitasnya terus merosot. Memang masih ada beberapa merek kenamaan yang setia memproduksi seperti Asus, Acer belum lagi Dell serta HP namun segmen ini nyaris tak pernah mendapat perhatian serius dari produsen manapun.
Netbook merek Asus yang pernah berjaya beberapa tahun silam pun belakangan kualitasnya terkesan menurun terutama dari sisi build quality. Waktu kematian netbook sendiri diyakini terjadi pada tahun 2013 kala Microsoft memperkenalkan Windows 8 dan resmi melepaskan dukungan untuk Windows XP. Namun jangan cepat-cepat membuang netbook yang Anda miliki, sebab diprediksi notebook mungil tersebut bukan benar-benar mati melainkan sekedar mati suri.
Home » Laptop » Windows 10 Bangkitkan Kembali Kejayaan Netbook
on
Windows 10 Bangkitkan Kembali Kejayaan Netbook
Salah satu alasan utama kategori netbook mulai ditinggalkan karena bersamaan dengan kehadiran Windows 8 sang produsen sistem operasi (Microsoft) hanya mensyaratkan perangkat dengan layar yang memiliki resolusi minimal 1024 x 768 pixels saja yang dianggap ideal menjalankan sistem operasi terbaru mereka kala itu. Padahal kebanyakan netbook yang beredar tidak memenuhi persyaratan itu. Produsen pun tak merasa memberikan tingkat resolusi tersebut untuk sebuah notebook yang harganya tak lebih dari Rp 4 juta cukup layak.
Pemilik netbook cenderung mempertahankan netbook lawasnya dengan tetap pula menjalankan sistem operasi Windows XP, tentu dengan perasaan was-was karena dengan keputusan Mircrosoft untuk tidak lagi memberi dukungan terhadap sistem operasi tersebut maka tingkat keamanannya sangat rentan.
Beralih ke Windows 7 memang pilihan yang masuk akal bagi pengguna, namun tidak demikian halnya untuk produsen yang jika memaksa memasarkan produk dengan Windows 7 bakal dipersepsi negatif oleh calon konsumen mengingat saat ini sudah kebanyakan laptop dan desktop sudah menjalankan Win 8.x. Lagi pula konsumen yang sudah memiliki netbook dengan OS Win XP tentu saja pilih melakukan upgrade OS ketimbang meng-upgrade netbook jika hanya sekedar untuk bermigrasi ke Win 8.
Untungnya beberapa tahun kemudian Microsoft tampak menyadari kesalahannya dengan Windows 8, karena itu untuk Windows 10 sang raksasa perangkat lunak hanya mensyaratkan resolusi minimal 800 x 600 pixels.
Berangkat dari fakta itu kami di Gizmo Je-Jo mencoba melakukan upgrade sistem operasi untuk netbook lawas Asus 1215B yang semula menjalankan sistem operasi Windows 7 (SP1). Layarnya 12 inch-nya sendiri sebenarnya mendukung resolusi maksimal 1366 x 768 namun memang kami tidak memutuskan untuk menggunakan Win 8 melainkan bertahan pada Win 7 sebagaimana kondisi saat dibeli.
Proses update dari Windows 7 64-bit ke Windows 10 pada netbook yang mengandalkan prosesor AMD E450 Dual-core dengan RAM 8 GB ini memakan waktu sekitar 1 jam.
Selepas proses tersebut memang penampilan baru membuat netbook yang semula direncakan dijual di marketplace ini tampak lebih muda hingga kami pun memutuskan untuk tidak menjualnya. Performanya memang tidak menjadi powerful, namun yang jelas untuk operasional sehari-hari yang sekedar melibatkan aktivitas browsing serta mengetik ia masih terasa worth to keep.
Sebagai pembanding kami juga mencoba melakukan migrasi ke Windows 10 untuk Tablet bermerek PendoPad yang juga semula menjalankan sistem operasi Windows 8.1. Proses migrasi tidak sesederhana pada netbook, selain itu kapasitas memori internal yang terbatas turut menyumbang masalah tersendiri.
Proses update memakan waktu hampir dua kali lipat lebih lama dibanding proses yang sama dengan Asus 1215B. Untungnya ketika proses selesai ada keunggulan yang didapat sebab ternyata sistem operasi Windows 10 menyisakan ruang penyimpanan lebih lega dibanding kala menggunakan Windows 8.1. Di sisi lain performa Tablet ini sendiri menurun secara signifikan.
Cukup mengecewakan sebab beberapa bulan lalu kami juga melakukan update sistem operasi untuk Tablet lawas lainnya yaitu Acer Iconia A510 yang semula menjalankan Android Ice Cream Sandwich ke Android Jelly Bean, hasilnya tablet lawas yang awalnya sudah mulai terasa lambat dan mengalami banyak lag justru mampu beroperasi dengan mulus kembali. Karenanya kami berharap kondisi yang sama bisa terjadi pada PendoPad, sekalipun memang karakteristik sistem operasi keduanya berbeda.
Layar pada Tablet PendoPad menjadi tidak lagi responsif, kala akhirnya mengerjakan perintah prosesnya pun terasa sangat lambat.
Kehadiran Windows 10 terbukti mampu memberi nafas kembali pada netbook, sekalipun usianya sama-sama lawas nyatanya netbook masih lebih produktif dan usianya mampu diperpanjang ketimbang Tablet bersistem operasi Windows.
Tampaknya produsen juga sudah peka akan kondisi tersebut, karenanya bukan tidak mungkin pasar netbook bakal kembali bergairah setidaknya hingga beberapa tahun ke depan.
RELATED POSTS