ZTE Grand X Max+ beberapa bulan lalu merupakan upaya perusahaan asal Cina tersebut untuk meneruskan prestasi gemilang mereka di tahun 2014 lalu. Penjualan smartphone Android ZTE sepanjang tahun 2014 mengalami lonjakan sekitar 94% jika dibanding tahun sebelumnya. Maka wajar saja jika perusahaan tersebut tampak mati-matian menjaga prestasinya tersebut.
ZTE Grand X Max+ mewakili peningkatan kualitas smartphone Android buatan Cina dalam beberapa tahun belakangan. Bersama OnePlus, Xiaomi dan Huawei keempat produsen tersebut sejauh ini tampak sukses menghapus stigma negatif terhadap ponsel buatan Negeri Tirai Bambu di masa lalu. Dengan strategi yang sama yaitu menawarkan produk berkualitas prima dengan harga terjangkau ZTE Grand X Max+ bahkan menjadi salah satu ponsel Android termurah di kelasnya.
Telusuri Fitur dan Spesifikasi ZTE Grand X Max+
- 6.0-inch 720p LCD Display
- Quad-core 1.2GHz Qualcomm Snapdragon 400 (MSM8926)
- Adreno 305
- 2 GB of RAM
- 16GB internal storage, microSD card support
- 3200 mAh Li-Ion battery
- Android 4.4.4, ZTE skin
- 13MP rear-facing camera, Single LED Flash
- 5MP front-facing camera
Dari sisi kualitas layar sebenarnya tak ada inovasi yang ditawarkan oleh ZTE Grand X Max+. Sebab layar lebar berukuran 6 inch dengan resolusi HD (720 pixels) untuk masa kini sama sekali bukan sesuatu yang jarang diketemukan pada produk buatan kompetitor. Namun ternyata di balik keputusan tersebut ZTE memiliki alasan sendiri yang sebenarnya cukup masuk akal. Pertama-tama alasan mereka menggunakan layar yang minim inovasi adalah dalam upaya menghemat biaya produksi sehingga harga jual produk akhirnya bisa dipatok di bawah kompetitor di kelas yang sama. Sedangkan alasan kedua adalah soal performa, sebagaimana diketahui bahwa makin tinggi resolusi layar smartphone maka semakin boros sumber daya yang dibutuhkan sebagai konsekuensinya.
Walau minim inovasi namun secara keseluruhan sebenarnya kualitas layar ZTE Grand X Max+ tetap terbilang sangat baik untuk phablet Android di rentang harga Rp 2 juta-an. Bahkan faktanya hingga saat ini hanya ada satu phablet di kisaran harga ini yang kualitas layarnya lebih baik dibanding ZTE Grand X Max+ yaitu Samsung Galaxy Note II.
Di sektor desain memang pihak produsen masih mengandalkan casing berbahan plastik, hanya saja lewat desain yang apik berikut finishing rapi maka dari sisi estetika maupun build quality sejujurnya ZTE Grand X Max+ melebihi ekspektasi untuk ponsel di kisaran harga ini.
Sementara itu untuk performa kecepatan meski masih menggunakan chipset lawas yaitu Snapdragon 400 namun terbukti ZTE Grand X Max+ mampu menjalankan aplikasi kompleks dengan cukup lancar. Lebih-lebih berkat kapasitas RAM yang mencapai 2 GB hasilnya performa multitasking pun terasa relatif baik. Beberapa kali memang terjadi gejala lag dalam pengujian namun itu bukan disebabkan oleh minimnya spesifikasi atau tampilan antar muka yang boros sumber daya melainkan gejala umum yang dialami semua ponsel bersistem operasi Android sebelum versi Lollipop. Perkiraan kami gejala tersebut bakal lenyap setelah menerima upate Android Lollipop nantinya.
Sementara soal performa baterai tidaklah berlebihan jika menyebut ZTE Grand X Max+ sebagai salah satu phablet Android dengan daya tahan baterai paling lama hingga saat ini. Dalam penggunaan normal dengan aktivitas variatif seperti menelepon, SMS, WhatApp, Wi-Fi sewajarnya, memutar klip HD Youtube dalam kondisi wajar, mengirim dan menerima e-mail, bermain game sesekali secara mengejutkan baterai ZTE Grand X Max+ masih sanggup bertahan hingga 3 hari! Dalam kondisi standby saja bahkan sanggup bertahan hampir 5 hari dan baterinya juga masih belum habis sepenuhnya. Jika anda sedang mencari phablet dengan daya tahan baterai paling baik maka untuk saat ini tak ada pilihan lebih masuk akal selain ZTE Grand X Max+.
Pada fitur perangkat hiburan mula-mula yang bakal menarik perhatian tentu adalah logo Dolby. Dan memang ZTE Grand X Max+ menyediakan aplikasi equalizer Dolby yang beberapa pilihan preset yang cukup memuaskan hasilnya baik kala digunakan untuk mendengar lagu, menonton film maupun bermain game.
Suara yang keluar dari speaker di bagian belakang terasa jernih, mantap dengan volume yang juga terbilang tinggi mengingat ukurannya yang sebenarnya tak seberapa.
Sementara itu pada bagian belakang terdapat pula kamera utama 13 MP yang sekalipun pada dasarnya menghasilkan noise lebih banyak ketimbang kamera 13 MP pada ponsel keluaran merek-merek ternama namun ZTE berhasil mengimbanginya dengan filter denoise yang kinerjanya kurang lebih sama seperti pada ponsel Samsung Galaxy. Denoise filter-nya sendiri tidak melakukan ubahan terlalu ekstrem sehingga detil-detil pada foto yang dihasilkan masih tetap bisa terlihat dengan baik dan natural.
Pada mode HDR kamera ini bahkan bisa dibilang sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya dengan tingkat pencahayaan yang relatif memuaskan untuk ukuran kamera ponsel kelas menengah. Ada kalanya foto yang dihasilkan dengan mode HDR terkesan oversaturated namun aplikasi yang mendampinginya sanggup memperbaiki kondisi tersebut dengan nyaris sempurna.
Kesimpulan dan Harga Phablet Android ZTE Grand X Max+
Jika ZTE mengandalkan ZTE Grand X Max+ untuk mempertahankan prestasi sekaligus meningkatkan citra mereknya di pasar AS maka rasanya wajar saja. Dengan banderol yang hanya di kisaran Rp 2 juta-an ponsel Android terbaru keluaran ZTE di kelas menengah ini sanggup menawarkan performa, penampilan serta fitur yang melebihi ekspektasi sebagian besar konsumen di segmen ini.