Ultrabook Acer Swift 3 dalam beberapa hari kedepan akan resmi dijual di Indonesia. Bahkan jika Anda benar-benar sudah memutuskan untuk meminang saat inipun proses pre-order sudah dibuka di Lazada yang dipilih menjadi mitra penjualan oleh Acer di Indonesia.
Saat ini umumnya kala mencari ultrabook terbaik dari sisi value for money kebanyakan bakal merekomendasikan Asus UX305 sebagai opsi ideal. Bagaimanapun kehadiran Acer Swift 3 tampaknya bakal mengubah kondisi tersebut tidak lama lagi. Apa alasannya? Simak review Acer Swift 3 berikut ini.
Membedah Ultrabook Acer Swift 3
Acer Swift 3 | |
Screen | 14.0 inch, 1920 x 1080 px, IPS, non-touch, matte |
Processor | Intel Skylake Core i5-6200U CPU |
Video | Intel HD 520 |
Memory | 4 GB LPDDR3 1066 MHz (soldered) |
Storage | 256 M.2 SATA SSD (80 mm) |
Connectivity | Wireless AC (Qualcomm QCA6174), Bluetooth 4.1 |
Ports | 2x USB 3.0 slots, 1x USB 3.1 Type-C gen 1, HDMI, card-reader, mic/headphone, Kensington lock |
Baterry | 48 Wh |
Operating system | Windows 10 |
Size | 340 mm or 13.38” (w) x 235 mm or 9.25” (d) x 18 mm or 0.70” (h) |
Weight | 3.36 lbs (1.525 kg) |
Extras | backlit keyboard, VGA webcam, fingerprint reader, available in Gold or Silver |
Seri Swift sudah bukan lini produk yang asing bagi konsumen global, sebelum Swift 3 sang produsen sudah merilis Swift 7 yang ternyata disambut secara antusias. Swift 3 sendiri berada pada lini paling bawah dari keluarga Acer Swift, ia diposisikan sebagai entry level ultrabook.
Walau diposisikan sebagai produk entry-level dengan harga perdana tak sampai Rp 10 Juta ternyata material serta kualitas pengerjaan ultrabook terbaru buatan Acer ini sama sekali tak mencerminkan kesan murahan. Acer sendiri merilis Swift 3 dalam beberapa opsi konfigurasi masing-masing dengan prosesor Intel Core i3 dan Core i5, hanya saja sejauh ini hanya versi Core i5-6200U saja yang sudah dipastikan dijual di Indonesia.
Di masa lalu Acer sering mendapat kritik lantaran laptop buatan mereka tidak dibuat dengan material premium, kualitas pengerjaannya pun cenderung asal. Karenanya Gizmo Je-Jo cukup terkejut ketika melihat Acer Swift 3. Kerapihan, kesan premium serta kualitas materialnya tidak mencerminkan laptop Acer yang dikenal selama ini. Kala bagian atas ultrabook ditekan dengan kekuatan wajar layarnya tak teresiko karenanya. Is it really you Acer?
Dari sisi estetika bukan itu saja yang menarik dari Acer Swift 3, selain opsi warna perak atau silver yang sudah jamak diketemukan pada berbagai merek pihak pabrikan juga menyediakan dalam kelir emas atau gold yang cenderung masih langka. Tak berlebihan jika kami menilai kualitas serta estetika desain Acer Swift 3 nyaris menyerupai MacBook Air bikinan Apple.
Perhatian pada hal-hal detil yang bahkan mungkin tak terperhatikan oleh kebanyakan konsumen tetap tak luput dari kejelian Acer. Tengok saja bagian bawah laptop yang mulus tanpa sudut maupun bagian tajam. Kala layarnya dibuka seketika tampak pula ruang palm rest yang cukup lega, halus dan di sana pula terdapat sensor pemindai sidik jari.
Acer Swift 3 dirancang untuk bisa dibuka hingga sudut 180 Derajat, dan mekanisme penghubungnya lagi-lagi dirancang solid. Singkat kata kami tak menemukan ruang kritik untuk Acer Swift 3 dari sisi desain dan kualitas material.
Dengan dimensi sedemikian kompak wajar jika interface yang disediakan terbatas namun rasanya semua kebutuhan rata-rata pengguna sudah tersedia. Sebut saja dua slot USB 3.0, card-reader serta HDMI. Untuk port USB 3.1 nya sendiri tidak kompatibel dengan Thunderbolt 3 dan Acer juga tidak menyertakan adaptor dalam kemasan ultrabook terbarunya ini. Sementara itu pada bagian tepi kiri terdapat lampu LED yang tertata rapi sebagai indikator status.
Bagaimanapun sebagai ultrabook kelas entry-level dengan harga terjangkau sang produsen harus menghemat beberapa aspek. Salah satu yang cukup kentara adalah kualitas layar IPS 14 inch-nya. Tingkat kecerahannya tidak optimal, sehingga meski mengadopsi permukaan tipe matte ia tetap tidak cukup nyaman digunakan di luar ruangan. Namun jika membandingkan dengan laptop yang masih menggunakan panel TN jelas layar Acer Swift 3 lebih unggul. Selama Anda sekedar menggunakan di dalam ruangan kekurangan yang ada pada sektor layar takkan dirasakan. Lagi pula kemampuannya dibuka hingga sudut 180 Derajat merupakan kelebihan yang selama ini hanya dimiliki oleh ultrabook kelas high-end.
Tata letak keyboard Acer Swift 3 sendiri cenderung tidak lumrah dan memerlukan waktu untuk membiasakan kecuali Anda sudah pernah menggunakan laptop merek Acer sebelumnya. Di luar itu ia menunjukkan kerapihan yang sangat baik, demikian pula feedback tombol-tombolnya nyaman digunakan mengetik dalam jangka waktu panjang.
Tombol-tombol pada keyboard sudah dilengkapi backlit sehingga memudahkan pengguna mengetik di ruang gelap. Berbeda dengan fitur serupa pada ultrabook yang lebih mahal, tingkat pencahayaannya tidak bisa diatur. Alih-alih menyalakan backlit lewat touchpad sebagaimana umum diaplikasikan pada ultrabook kelas high-end aktivasi backlit untuk Acer Swift 3 dilakukan lewat tombol.
Trackpad Acer Swift 3 tidak berisik kala di-klik, hanya saja tekanannya relatif pendek. Lagi-lagi dengan pembiasaan Anda takkan merasakan sebagai kekurangan.
Keping RAM serta CPU pada ultrabook ini disolder sehingga tidak ada kemungkinan melakukan upgrade di kedua komponen tersebut. Upgrade yang mungkin dilakukan sekedar terbatas pada kapasitas SSD saja.
Membuka Acer Swift 3 untuk mengakses komponen-komponen di dalamnya relatif mudah, sehingga proses pembersihan motherboard maupun kipas bisa dilakukan oleh setiap pemilik.
Unit yang diuji disini memiliki konfigurasi spesifikasi Intel Core i5-6200U, RAM 4 GB dan SSD 256 GB. Selama pengujian performanya terasa mulus, gejala lag tidak ditemui dalam berbagai situasi termasuk kala menjalankan aplikasi kompleks yang haus sumber daya seperti Adobe Photoshop dan Mathlab berkat GPU Intel 520. Selain mulus suhunya juga relatif stabil.
Sayangnya sama seperti laptop buatan Acer lainnya ada cukup banyak bloatware yang menyertai Acer Swift 3. Karenanya sangat disarankan melakukan install ulang sistem operasi (Windows) jika Anda tak ingin terganggu dengan aplikasi-aplikasi bawaan tersebut.
Gejala peningkatan suhu berlebihan memang tak tampak pada ultabook terbaru besutan Acer ini, namun dua kipas yang terpasang hampir selalu berputar bahkan pada kondisi dimana sebenarnya tidak diperlukan. Menjalankan aplikasi browsing saja sudah menyebabkan keduanya menjadi aktif. Kami mencatat bahwa hanya saat menjalankan aplikasi Office saja kedua kipas tersebut beristirahat.
Kondisi ini cukup menganggu karena kesenyapan menjadi salah satu poin penting untuk sebuah laptop meski tidak semua pengguna bakal merasa terganggu olehnya.
Baterai Acer Swift 3 memerlukan waktu selama 2 jam 30 menit untuk pengisian ulang daya dari 0-100%. Dan untuk penggunaan dengan mode Balance ia sanggup bertahan selama 7 jam 20 menit.
Harga Acer Swift 3 | |
Gold | |