on

Spesifikasi dan Ulasan Asus Transformer Book T300 Chi

Asus kembali merilis hybrid terbarunya menyusul para kompetitor yang juga memperbarui produk mereka di kategori ini. Namun berbeda dengan Lenovo Yoga 3 Pro yang banderolnya termasuk mahal bagi sebagian besar konsumen, Asus pilih memproduksi laptop hybrid yang harganya lebih terjangkau dalam wujud Asus Transformer Book T300 Chi.

Strategi Asus tersebut sejalan dengan ambisi Intel yang ingin menghadirkan prosesor bertenaga untuk Windows hybrid dengan harga terjangkau. Kelahiran prosesor Intel Core M tersebut tidak disia-siakan oleh Asus. Seperti apakah sebenarnya Asus Transformer Book T300 Chi ini?

Spesifikasi dan Harga Asus Transformer Book T300 Chi


Desain dan Spesifikasi Asus Transformer Book T300 Chi

Meski dibanderol dengan harga kurang dari Rp 10 juta namun dari sisi desain pabrikan asal Taiwan itu secara brilian sanggup menghadirkan build quality yang kokoh sekaligus elegan layaknya laptop hybrid yang banderolnya lebih dari Rp 10 juta. Bahkan jika dibandingkan dengan Microsoft Surface Pro 3 maka dari sisi desain Asus juga unggul dalam hal dimensi yang lebih tipis serta bobot lebih ringan selama keyboard dock-nya tidak disertakan.

Sayangnya begitu keyboard dock disertakan bobot Asus Transformer Book T300 Chi langsung meningkat. Sebab bobot keyboard dock yang menjadi pasangannya memang relatif berat jika dibandingkan Yoga 3 Pro atau Surface Pro 3.
Meski dari sisi mobilitas situasi ini terasa tidak mengenakkan namun pada sisi lain dampak positif dari bobot tersebut adalah Asus Transformer Book T300 Chi relatif tidak banyak bergerak di atas meja kala digunakan untuk mengetik. Bukan rahasia bahwa “goyang dombret” sering menjadi masalah kala mengetik dengan hybrid di atas meja.


Selain itu dimensi keyboard serta touchpad yang lega tentu juga memberikan kenyamanan tersendiri kala harus mengetik berlama-lama.

Penyempurnaan pada seri Transfomer Book yang pertama kali diadopsi oleh Asus Transformer Book T300 Chi ini antara lain adalah penggunaan magnet sebagai penghubung antara keyboard dock dengan tablet. Sedangkan yang kedua adalah koneksi antara keduanya tidak lagi dilakukan secara fisik melainkan melalui Bluetooth. Keuntungan dari koneksi via Bluetooth adalah keyboardnya tetap bisa berfungsi sekalipun secara fisik terpisah dari tablet. Kondisi ini bakal terasa sangat bermanfaat kala tabletnya sedang terkoneksi dengan televisi atau perangkat lain.

Magnetnya sendiri selama pengujian terbukti mampu melekatkan kedua bagian tersebut secara kuat dalam berbagai situasi dan kondisi wajar.

Baterai pada keyboard dock-nya sendiri perlu diisi ulang secara terpisah dari tablet melalui port micro USB, namun sekali diisi ulang dayanya hingga kapasitas maksimal maka akan sanggup bertahan selama lebih kurang satu minggu.

Dalam hal konektivitas Asus Transformer Book T300 Chi sudah meneyediakan dukungan 802.11ac, Bluetooth 4, micro SD serta headset jack. Namun karena harus menghemat dimensi maka pihak pabrikan hanya menempatkan micro HDMI dan micro USB 3 sebagai pengganti port HDMI dan USB.


Seperti sudah disinggung diawal bahwa prosesor Intel Core M-5Y71 berkecepatan 1.2 GHz menjadi jantung performa Transformer Book T300 Chi bersama RAM berkapasitas 8 GB dan SSD 128 GB. Meski pada satu sisi prosesor ini dirancang untuk menghemat daya baterai namun secara teoritis jika diperlukan kecepatannya bisa mencapai 2.9 GHz.

Kelebihan lain dari prosesor Intel Core M ini adalah minim memproduksi panas sehingga perangkat yang ditenagai olehnya sama sekali tak memerlukan fan. Hasilnya Asus Transformer Book T300 Chi terasa sangat hening sekalipun digunakan dalam jangka waktu lama atau menjalankan aplikasi yang sedikit berat.

Secara umum kinerja dan kecepatan Asus Transformer Book T300 Chi cukup baik, masalah terkadang muncul kala melakukan multitasking. Namun karena RAM 8 GB sebenarnya sama sekali bukan kapasitas yang minim maka kami menuding SanDisk i100 SSD berkapasitas 128 GB yang menjadi biang keladinya. Dalam upaya menghemat baterai maka Asus menggunakan SSD dengan kecepatan baca dan tulis yang terbatas. Asumsi ini diperkuat dengan hasil uji AS SSD benchmark yang menunjukkan bahwa kecepatan baca dan tulis SanDisk i100 SSD ini hanya 11 MB/detik.

Kelemahan kedua yang menyebabkan performa prosesornya tidak bisa mencapai tahap potensi optimal adalah desain sasis Asus Transformer Book T300 Chi yang tidak optimal pula melepaskan panas. Hasilnya prosesor Intel Core M-5Y71 ini tidak pernah benar-benar mencapai kecepatan maksimal sekalipun sedang menjalankan aplikasi berat yang sebenarnya membutuhkan kecepatan tersebut. Meski mengecewakan namun performanya tetap jauh lebih baik jika dibandingkan prosesor quad-core Bay Trail Atom seperti yang digunakan pada laptop Asus X200MA misalnya.

Daya tahan baterainya sendiri meski cukup baik namun lagi-lagi tidak sesuai ekspektasi. Meski sudah menggunakan prosesor Intel Core M yang dirancang hemat baterai namun Asus Transformer Book T300 Chi hanya bertahan selama 5 jam 36 menit kala digunakan memutar video dengan resolusi 720 pixels. Padahal pihak pabrikan mengklaim baterainya mampu bertahan selama 8 jam untuk kondisi tersebut.

Sedangkan untuk kualitas layar 12.5 inch dengan resolusi 2,560 x, 1,440 yang diusungnya secara keseluruhan terbilang baik. Namun tingkat akurasi warnanya tetap tak bisa menandingi layar Microsoft Surface Pro 3 yang memang harganya juga jauh lebih mahal.

Lazada Indonesia

Kesimpulan Ulasan Asus Transformer Book T300 Chi

Ada beberapa kelemahan Asus Transformer Book T300 Chi seperti performa baterai serta SSD. Namun di sisi lain Asus terbukti mampu menghadirkan hybrid dengan banderol lebih membumi dengan kelebihan utama di sektor desain. Rasa-rasanya membandingkan Transformer Book T300 Chi dengan Surface Pro 3 atau Yoga 3 Pro memang terasa tidak adil mengingat perbandingan harga ketiganya tidak setara. Karena itu jika Anda membutuhkan Hybrid dengan harga kurang dari Rp 10 juta kami tetap memberikan rekomendai positif untuk Asus Transformer Book T300 Chi ini.