Harga Moto Z di Indonesia yang hampir setara dengan Samsung Galaxy S7 dan flagship models lainnya sedikit banyak membuat konsumen penasaran, apa yang melatarbelakangi sang produsen percaya diri berhadapan dengan Samsung serta LG lebih-lebih Motorola sudah lama absen dari pasar Indonesia.
Semenjak Motorola diambil alih oleh Lenovo dan secara konsisten menggunakan nama Moto saja banyak yang memprediksi bahwa merek tersebut bakal dikorbankan di beberapa pasar tertentu demi menguatkan penjualan handphone Lenovo. Faktanya tidak demikian, setidaknya lewat seri Z mereka justru menunjukkan komitmen besar membangun segmen modular phone sementara Google dan LG justru menghentikan proyek serupa.
Spesifikasi Teknis Moto Z | |
---|---|
Dimensi | 153.3 x 75.3 x 5.19 mm, 136 gram |
Layar | 5.5 ” AMOLED, 1440p Quad HD (2560 x 1440), 535 ppi |
Pelindung Layar | Corning® Gorilla® Glass |
Sistem Operasi | Android™ 6.0.1, Marshmallow |
Chipset | Qualcomm® Snapdragon™ 820 |
CPU/GPU | up to 1.8 GHz Quad-core CPU/Adreno 530 GPU |
Storage | 64 GB, microSD Card support (up to 2 TB) |
RAM | 4GB LPDDR4 |
Kamera Sekunder | 5 MP, ƒ/2.2 aperture, 1.4um big pixel for better low light, flash |
Kamera Primer | 13 MP, ƒ/1.8 aperture, Optical Image Stabilization (OIS), Laser Autofocus, Zero Shutter Lag, Color Correlated Temperature (CCT) flash with dual LEDs, 1.12um pixel |
Baterai | 2600 mAh |
Harga | Lihat Di Sini |
Membedah Singkat Handphone Moto Z
Impresi terhadap Moto Z cukup beragam, desain ponsel –nya sendiri yang sangat tipis (5,19 mm) dinilai oleh sebagian orang sebagai futuristis namun bagi sebagian lainnya dianggap berkesan ringkih (kurang kokoh). Moto sendiri sebenarnya merancang ponsel setipis itu dengan tujuan agar ketebalannya tidak berlebihan ketika dihubungkan dengan fitur modular (mod).Dari sisi spesifikasi ia memang layak disejajarkan dengan LG V20 atau Samsung Galaxy S7 Edge. Layar 5.5 inch dengan teknologi Super AMOLED –nya meski tidak menawarkan tingkat resolusi yang ‘wow’ namun mampu menampilkan warna hidup berikut tingkat ketajaman sangat baik. Sementara itu paduan chipset Snapdragon 820 dengan RAM 4 GB berikut tampilan antar muka menyerupai stock Android menghasilkan performa yang bahkan lebih baik jika dibandingkan Samsung Galaxy S7 Edge.
Kapasitas baterai Moto Z memang terbilang kecil jika membandingkan dengan rata-rata ponsel sekelasnya, namun dalam penggunaan normal ia masih sanggup bertahan selama 2 hari.
Sayangnya Moto Z mengekor jejak Apple yang menghilangkan port 3.5 mm (headphone jack) dan sekedar memberi konverter. Fungsi –nya meski secara teoritis sama namun tak benar-benar mampu menggantikan port 3.5 mm sendiri. Apple tak selamanya membuat keputusan tepat, entah kenapa Moto justru mengikut pilihan perusahaan berbasis di Cupertino tersebut.
Mengenai buid quality yang dianggap ringkih karena hanya memiliki ketebalan tak sampai 5,2 mm tersebut juga tidak akurat. Sebab dalam pengujian secara tidak sengaja kami menjatuhkan Moto Z dari ketinggian lumayan (dari genggaman tangan hingga ke lantai) dan ternyata ia masih berfungsi dengan baik.
Namun Moto Z bukannya tanpa kelemahan, setidaknya dari sudut pandang kami. Pasalnya meski ia berfungsi normal tanpa tambahan modular namun potensinya tidak benar-benar optimal. Modul-modul yang disediakan secara terpisah menawarkan berbagai fungsi yang berbeda seperti meningkatkan stamina baterai, meningkatkan kualitas suara, meningkatkan kemampuan kamera.
Modul-modul itu sendiri dirancang untuk kompatibel dengan handphone modular merek Moto di masa mendatang. Artinya ketika si pemilik hendak memperbarui ponsel –nya dengan seri Z yang lebih baru milsanya, modul-modul yang telah dimiliki masih bisa dipasangkan dengan ponsel baru tersebut.
Walau secara konsep cukup menjanjikan namun kenyataannya tidak selalu seindah harapan. Pasalnya harga modul-modul tersebut tidaklah murah. Untuk memaksimalkan potensi Moto Z setidaknya ada dua modul yang wajib dibeli menurut kami yaitu JBL Soundboost serta Hasselblad Camera. Harga JBL Sounboost saat ini sekitar Rp 1,6 Juta sementata harga Hasselblad Camera bahkan mencapai Rp 3,6 Juta-an. Jika Anda ingin memanfaatkannya untuk presentasi di kantor, menonton film di layar lebih lebar atau sekedar menunjukkan foto untuk dinikmati bersama-sama maka perlu membeli modul lainnya yaitu Moto Insta-share projektor dengan banderol Rp 4,6 Juta-an. Ketiga modul itu sendiri harga totalnya sudah setara dengan satu unit ponsel kelas flagship, ditambah dengan handheld -nya sendiri maka total investasi yang harus dibelanjakan bisa mencapai Rp 18,3 Juta-an!
Kami belum berkesempatan menjajal Moto Insta-share Projektor. Namun untuk dua modul lainnya yaitu JBL Soundboost dan Hasselblad Camera sudah. Untuk modul JBL Sounboost dari merek JBL –nya sendiri sebenarnya sudah bisa terbayang ekspektasi apa yang muncul. Kami sendiri yang notabene bukan tipe audiophile cukup puas dengan merek JBL. Hal yang sama juga berlaku kala menjajal modul JBL Soundboost Moto Mods ini. Pertama-tama ia tidak mengkonsumsi daya baterai dari ponsel sehingga tak perlu khawatir penggunaannya bakal memotong stamina baterai ponsel yang bersangkutan. Dari sisi kualitas suara kami menilainya sangat memuaskan, lebih-lebih untuk standar audio dari ponsel.
Sementara itu untuk modul Hasselblad Camera ia sebenarnya tidak meningkatkan kemampuan kamera utama 13 MP bawaan Moto Z. Justru sepenuhnya ia menggantikan kamera yang ada dan memang foto-foto yang dihasilkan tampak istimewa, di atas standar kamera ponsel kelas flagship manapun. Jika Anda selama ini menilai kamera ponsel terbaik ada pada Samsung Galaxy S7 Edge atau iPhone 7 Plus maka yakinlah persepsi tersebut berubah kala menjajal kamera Moto Z yang berasal dari modul Hassleblad Camera ini. Dalam paket penjualannya modul ini juga sudah dilengkapi dengan kantong (pouch) agar praktis sekaligus aman membawanya.
Dari sisi kualitas tak ada komplain terhadap dua Moto Mods yang kami coba tersebut, namun dari sisi harga masih sulit rasanya menerima fakta bahwa membayar Rp 8,5 Juta untuk menebus Moto Z saja tidak cukup mendapatkan manfaat optimal daripadanya. Masih harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan untuk memaksimalkan fungsi ponsel tersebut. Tak terbayang apa jadinya jika di masa depan semua pabrikan menerapkan konsep sama yang pada akhirnya memaksa pengguna membeli aksesoris-aksesoris tambahan untuk mendapatkan fungsi maksimal dari sebuah ponsel.
Kesimpulan dan Harga Moto Z
Harga Moto Z di Indonesia dibanderol Rp 8,5 Juta-an dari sisi desain serta performa kami memberi acungan jempol kepadanya. Menggunakan Moto Z selama beberapa hari kemudian beralih ke Samsung Galaxy S7 Edge langsung terasa penurunan fluiditas khas ponsel dengan UI TouchWiz.Kamera utama 13 MP bawaan –nya mampu menghasilkan kualitas foto yang baik di luar ruangan dengan kondisi pencahayaan optimal, namun di dalam ruangan gejala noise terbilang berlebihan untuk ukuran ponsel kelas flagship. Solusinya? Tentu saja menambah investasi hampir Rp 4 Juta untuk Hasselblad Camera Moto Mods, bukan saja low-light performance -nya meningkat namun secara keseluruhan mampu mengungguli kamera ponsel manapun yang ada saat ini. Tentu selama Anda rela membelanjakan sejumlah uang tersebut.