Resmi sudah Samsung Galaxy Note 5 diperkenalkan dan bahkan sudah dijual di Indonesia. Pro dan kontra mewarnai penilaian calon konsumen terhadap lini phablet andalan Samsung yang tanpa terasa telah mendominasi pasar selama empat generasi, dan mungkin juga bertahan hingga generasi kelima ini.
Sudah pasti produsen elektronik asal Korea ini melakukan banyak penyempurnaan untuk memastikan seri Galaxy Note tetap mendominasi kategorinya serta mempertahankan konsumen loyal. Namun dalam rangka melakukan penyempurnaan tersebut harus dilakukan beberapa kompromi yang ternyata tak diterima dengan cukup baik bahkan oleh pengguna setia Galaxy Note sendiri. Lantas apakah Samsung Galaxy Note 5 pantas menggantikan Galaxy Note 4 atau justru sang pendahulu masih lebih layak dipilih serta dipertahankan?
Home » Android » Bahas Tuntas Samsung Galaxy Note 5: Layakkah Menggantikan Galaxy Note 4?
on
Bahas Tuntas Samsung Galaxy Note 5: Layakkah Menggantikan Galaxy Note 4?
Dimensi handset-nya sendiri tak banyak berubah dibandingkan Galaxy Note 4 meski kini sedikit lebih tipis sekaligus ringan. Layarnya pun masih berukuran sama, perbedaan menonjol mungkin hanya terletak pada cover belakang yang kini tak lagi menggunakan faux leather melainkan serat kaca dengan Corning Gorilla Glass.
Jika hanya melakukan perbandingan spesifikasi Samsung Galaxy Note 5 vs. Samsung Galaxy Note 4 di atas kertas, secara keseluruhan ubahan atau penyempurnaan terbesar dari Samsung Galaxy Note 5 dibanding Samsung Galaxy Note 4 terletak pada chipset Exynos 7420 yang memiliki prosesor octa-core terdiri atas prosesor quad-core berkecepatan 1.5 GHz dan 2.1 GHz. Masih dalam rangka meningkatkan performa kecepatan sang produsen juga melakukan upgrade RAM dari yang sebelumnya menggunakan LDDR-3 dengan LDDR-4 yang lebih efisien, kapasitasnya juga meningkat menjadi 4 GB.
Dengan peningkatan spesifikasi tersebut kali ini kapasitas baterainya justru menyusut menjadi 3.000 mAh, artinya chipset Exynos terbaru itu bekerja lebih efisien dibanding chipset pada Galaxy Note 4.
Namun apakah ubahan yang sejauh ini tampak hanya berfokus pada performa komputasi tersebut menjadikan Galaxy Note 5 lebih layak dipilih dibandingkan membeli atau mempertahankan Galaxy Note 4?
Ingat bahwa uraian di atas adalah berdasar spesifikasi di atas kertas semata, ada beberapa penyempurnaan lain yang dilakukan pihak pabrikan pada Galaxy Note terbaru sekalipun tidak tampak jika hanya membaca data-data tabel spesifikasi semata.
Salah satunya terdapat di bagian layar. Memang ukuran, resolusi serta kepadatan warnanya tidak berubah dibanding Galaxy Note 4. Walau demikian kala kedua phablet berbeda generasi tersebut diperbandingkan secara langsung kentara sekali bahwa tingkat brightness pada layar Galaxy Note 5 mengalami peningkatan dibanding layar Galaxy Note 4. Dan ubahan ini tak bisa dibilang sepele meski harus diakui pula bahwa sampai saat ini kualitas layar Galaxy Note 4 masih termasuk salah satu yang terbaik.
Reproduksi warna layar Galaxy Note 5 tampak makin sempurna demikian pula warna putih makin terlihat putih dari sebelumnya. Tampaknya Samsung pun mendengar kritikan dari sebagian konsumen yang selama ini menilai saturasi warna layar Super AMOLED tidak sebaik layar IPS LCD, sebagai solusi untuk memfasilitasi sebagai selera konsumen tipe ini maka disediakan mode Cinema. Sebelumnya memang mode tersebut juga sudah ada, hanya saja hasilnya cenderung oversaturated dan nyaris tak bisa dinikmati. Kali ini penyempurnaan mode tersebut rasanya bakal membuat layar berteknologi Super AMOLED bisa diterima lebih luas lagi.
Dibandingkan dengan layar Samsung Galaxy S6 Edge+ sejujurnya kami cenderung menyukai layar konvensional milik Galaxy Note 5. Pasalnya dengan desain melengkung di kedua tepi maka layar Galaxy S6 Edge dan S6 Edge Plus menjadi tampak lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya. Sebaliknya pada layar Galaxy Note 5 pengalaman serta sensasi yang diberikan terasa lebih pas.
Samsung yang kini tampaknya memang bukan lagi Samsung di masa lalu. Arogansi mereka untuk menerima kritikan dan kekalahan mulai pudar. Selain memfasilitasi ekspektasi konsumen Samsung pun tampak mampu belajar dari kekalahan. Satu hal yang menonjol adalah penerimaan mereka terhadap kamera Samsung Galaxy S6 yang kalah dari kamera LG G4. Untuk itu pada Galaxy Note 5 ini meski masih mempertahankan optik yang sama namun ada cukup penyempurnaan di sektor perangkat lunak untuk meningkatkan performa serta kualitas kamera Galaxy Note 5.
Pengoptimalan kerjasama antara perangkat lunak dan perangkat keras juga bisa dilihat pada fitur S-Pen dimana kini fitur khas Galaxy Note tersebut bisa digunakan secara langsung meski layarnya dalam kondisi sleep.
Sementara itu di sektor stamina baterai dulu Samsung Galaxy Note dianggap sebagai yang terbaik, namun belakangan hampir semua kompetitor mampu menawarkan stamina baterai yang kurang lebih sama. Sebagai gantinya produsen asal Korea ini menambahkan fitur fast charging yang merupakan penyempurnaan dari generasi sebelumnya.
Di sektor desain ubahan cover belakang dari faux-leather menjadi serat kaca berlapis yang merupakan salah satu sumber kritikan konsumen karena durabilitasnya dianggap meragukan sebenarnya tak terlalu beralasan. Beberapa calon konsumen khawatir jika Samsung Galaxy Note 5 terjatuh secara tidak sengaja terjatuh akan langsung pecah seperti kasus yang pernah terjadi pada iPhone 4s beberapa tahun lalu.
Namun jaman sudah berubah, teknologi sudah berkembang pesat. Faktanya serat kaca pada cover belakang Samsung terbilang sangat solid bahkan bisa dibilang tidak kalah dari kompetitornya yang menggunakan aluminium.
Dari sisi estetika perpaduan antara aluminum dengan serat kaca menghasilkan efek serta warna unik yang sekaligus menjadikan Samsung Galaxy Note 5 tampak makin premium.
Rasanya tak ada alasan batal membeli Galaxy Note 5 jika memang itu adalah latar belakangnya.
Lalu apa yang menjadi kelemahan dari Samsung Galaxy Note 5 dan masuk akal membuat pemilik Galaxy Note seri sebelumnya perlu mempertimbangkan ulang?
Kelemahan utama Samsung Galaxy Note 5 yang sekaligus paling mengecewakan adalah keputusan pabrikan meniadakan dukungan terhadap microSD sebagaimana sudah diulas pada artikel lalu. Setidaknya jika demi mempertahankan estetika desain memang harus dihilangkan akan lebih baik jika tersedia opsi memori internal 128 GB. Di Indonesia Samsung Galaxy Note 5 bahkan hanya tersedia dalam satu opsi memori internal saja yaitu 32 GB yang sudah pasti akan cepat terkuras jika ingin menggunakannya secara optimal. Dengan berbagai cara pengguna masih mungkin menghemat memori, namun itu berarti segudang fitur-fitur multimedia yang dimiliki oleh Galaxy Note 5 menjadi tidak optimal.
Pendekatan serupa sebenarnya bukan hal baru mengingat sebelumya Google sudah memulai lewat Nexus 5. Namun jangan lupa bahwa maksud Google menghilangkan dukungan memori eksternal ini dalam rangka mempromosikan Google Drive, jadi lebih merupakan strategi pengembangan bisnis. Sedangkan Samsung sebenarnya tak memiliki alasan cukup kuat untuk itu.
Menilai layak tidaknya Samsung Galaxy Note 5 menggantikan Galaxy Note 4 tentu bergantung pada sisi mana Anda memandang.
Dalam sudut pandang kami sendiri selama Anda tak berkeberatan dengan kapasitas penyimpanan terbatas maka Samsung Galaxy Note 5 adalah pilihan sempurna, phablet terbaik yang ada untuk saat ini malahan. Galaxy S6 Edge Plus, iPhone 6 dan LG G4 memang opsi yang tak kalah menarik dan memiliki keunggulan tersendiri. Namun Samsung Galaxy Note 5 berkesan lebih dewasa dan lebih mendukung produktivitas secara optimal.
Bahkan setelah ada setidaknya tiga smartphone kelas high-end yang diproduksi Samsung tahun ini kami masih berani menyebut Samsung Galaxy Note 5 sebagai yang terbaik diantaranya.
RELATED POSTS