Semenjak Samsung memperkenalkan seri Galaxy Note sekitar empat tahun silam produk Phablet kelas high-end mereka selalu menempati posisi puncak sekalipun tahun demi tahun jumlah kompetitor terus membludak. Walau kala diperkenalkan dalam gelaran “Unpacked” di tahun 2011 tersebut banyak yang mengernyitkan dahi kala melihat smartphone dengan layar 5.2 inch belum lagi S-Pen yang mendampingi namun respon pasar secara umum sangatlah positif.
Kini setelah pabrikan yang sama merilis generasi terbarunya yaitu Samsung Galaxy Note 5 banyak yang memprediksikan bahwa popularitas Galaxy Note 5 takkan setinggi pendahulunya. Bukan karena makin sesaknya kompetisi yang menjadi biang keladi, justru tindakan Samsung sendiri yang berpotensi menjadi blunder. Lantas keputusan atau tindakan manakah dari sang produsen yang dianggap bakal memengaruhi penurunan popularitas Samsung Galaxy Note 5?
Home » Android » Popularitas Samsung Galaxy Note 5 Terancam Menurun
on
Popularitas Samsung Galaxy Note 5 Terancam Menurun
Terlepas dari tingginya kompetisi di kategori phablet dalam dua tahun belakangan calon konsumen yang menghendaki high-end phablet pada akhirnya selalu berpuncak pada dua pilihan yaitu Samsung Galaxy Note atau LG seri G.
Setidaknya ada tiga alasan mendasar mengapa konsumen hampir selalu berakhir pada posisi menentukan pilhan antara Samsung Galaxy Note atau LG G. Dua alasan pertama adalah karena diantara para kompetitor kedua phablet asal Korea itu selalu menjadi yang teratas dalam urusan kualitas layar serta kamera. Sedangkan alasan ketiga adalah bahwa duo phablet Korea itu menjadi dua merek yang senantiasa konsisten menyediakan dukungan terhadap memori eksternal.
Memori eksternal tidak lagi relevan? Hari gini masih ngomongin memori eksternal? Ya, kalimat demikian memang makin pasaran dewasa ini. Namun bukan berarti keakuratannya relevan. Sama halnya seperti IR Blaster, seberapa tua pun teknologi ini (memori eksternal) keberadaannya masih penting.
Pertama-tama memori eksternal sudah pasti akan meningkatkan kapasitas media penyimpanan. Di luar itu masih ada beberapa pertimbangan terkait kepraktisan seperti kemudahan dalam memindah data, foto atau musik dari dan menuju ke device atau perangkat lain.
Hal kedua yang masih pula terkait dengan kepraktisan adalah manakala pemilik harus menyerahkan phablet/smartphone-nya untuk diperbaiki (service) maka tak perlu repot-repot memilih dan memilah dalam rangka menyelamatkan data penting atau data yang personal bahkan mungkin rahasia. Cukup dengan melepas keping microSD maka tak ada lagi kerepotan yang perlu dijalani, tentu dengan asumsi pengguna menyimpan data-data tersebut di memori eksternal.
Cloud storage memang dipersepsi lebih praktis, lebih modern dan sebagainya. Bahkan beberapa vendor kini menyediakan kapasitas gratisan yang cukup besar. Hanya saja sampai saat ini fitur ini tak sepenuhnya bisa menggantikan microSD. Harus diakui bahwa tak setiap saat pengguna berada pada posisi ideal untuk mendapatkan koneksi internet. Bahkan di beberapa Kota di Indonesia saja sinyal 3G masih sering kembang kempis. Bayangkan jika Anda harus mengakses salah satu data penting yang tersimpan di cloud storage dan ternyata jangankan koneksi 4G, koneksi 3G saja melempem.
Ketiadaan dukungan microSD bukan satu-satunya kekurangan dari Samsung Galaxy Note 5. Baterai tipe removable juga menjadi ancaman lain yang berpotensi mengalihkan keputusan beli calon konsumen. Sekali lagi lupakan kicauan tak relevan dari mereka yang beranggapan bahwa removable battery tak layak dipertimbangkan. Sebagian besar pengguna memang saat ini pilih menggunakan power bank ketimbang baterai cadangan. Namun beberapa tahun masa pemakaian, entah setahun atau mungkin lebih seperti bisa diduga bahwa kemampuan baterai ponsel menyimpan daya akan terus berkurang dan pada saatnya perlu diganti. Pemilik ponsel atau phablet dengan baterai removable dengan mudah bisa membeli baterai pengganti tanpa perlu mengirim handset-nya ke layanan service resmi. Namun jika Anda menggunakan handset dengan non-removable baterai maka mau tak mau harus mendatangi jaringan layanan resmi atau minimal counter HP lokal. Artinya dari sisi kepraktisan dan keamanan tetap sajan baterai tipe removable lebih menguntungkan.
Dua hal disebut di atas sayangnya bukan pula komponen yang berpotensi mengancam popularitas Samsung Galaxy Note 5. Keputusan Samsung untuk merilis Galaxy S6 Edge Plus memiliki potensi mengkanibal segmen yang selama ini dengan manis terlayani oleh Galaxy Note. Tampaknya kehadiran Galaxy S6 Edge Plus menjadikan Galaxy Note 5 sekedar phablet biasa dengan fitur S-Pen.
Apple memang tak pernah kehilangan konsumen loyal meski sampai saat ini tak menyediakan dukungan microSD atau removable battery. Namun kondisinya sama sekali berbeda, sebab di ekosistemnya iPhone tak memiliki pesaing. Sedangkan Galaxy Note berada pada ekosistem Android dimana tingkat kompetisinya sangat ketat dan para kompetitor bukan saja menawarkan removable battery serta dukungan microSD namun bahkan banderol yang lebih murah dengan kualitas yang serupa.
Jadi sebenarnya meski di segmen flagship pun bukan Apple yang perlu diwapadai oleh Samsung melainkan kompetitor yang sama-sama berbasis Android seperti LG G4, Motorola Moto X Style atau OnePlus 2 yang justru lebih mungkin menerima “limpahan” konsumen jika Samsung dianggap tak lagi mampu memenuhi ekspektasinya. Sayangnya Samsung justru lebih berfokus pada Apple dan makin lama kesamaan produk antar keduanya justru makin kental.
RELATED POSTS