Jika Anda sedang mencari handphone paling aman di dunia yang secara optimal menghindarkan jamahan tangan-tangan jahil maka bisa jadi ZTE Axon Elite adalah pilihan terbaik saat ini. Sementara Apple, Samsung, Huawei, OnePlus dan sebagian besar pabrikan lain masih sekedar memberikan perlindungan berupa sensor pemindai sidik jari, ZTE melangkah tiga kali lipat lebih maju dibanding semua kompetitornya.
ZTE Axon Elite bukan saja menyediakan pemindai sidik jari untuk melakukan unlock namun masih ada dua lapis perlindungan lain yaitu pengenalan suara dan bahkan pemindai mata. Entah siapa yang merasa memerlukan perlindungan berlapis-lapis demikian namun pastinya pihak pabrikan sudah melakukan riset pasar sebelum memutuskan memberi fitur yang tidak biasa ini.
Bedah Spesifikasi ZTE Axon Elite
Operating system |
|
Processor |
- Qualcomm Snapdragon 810 octa-core (Quad-core 1.5 GHz Cortex-A53 & Quad-core 2 GHz Cortex-A57)
|
Built-in Memory |
|
Display |
- 5.5-inch / 1,920 x 1,080 pixels (401 ppi) / IPS LCD
|
Camera |
- Rear: 13-megapixel + 2-megapixel (Dual camera), 4128 x 3096 pixels, autofocus, dual-LED flash
- Front: 8-megapixel
|
Connectivity |
- Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, hotspot, 4G LTE, Bluetooth v4.0, A2DP, GPS, NFC
|
Storage Type |
- 32GB internal storage
- microSD support up to 128GB
|
Battery |
|
Dimensions |
|
Weight |
|
Seperti pernah diulas pada
artikel sebelumnya bahwa dari sisi penampilan saja ZTE Axon Elite sudah tampak unik, sangat berbeda dari handphone yang sudah sering kita temukan saat ini.
Pattern menyerupai segitiga yang melindungi
dual speaker pada bagian depan menjadi salah satu alasan paling mencolok.
Pola desain yang sama kembali diketemukan di bagian bawah lensa kamera utama bersama dengan
faux leather. Meski tampak ada jahitan (
stitching) di sana namun sebenarnya cuma sekedar pemanis dan bukan benar-benar jahitan seperti yang ada pada cover belakang
LG G4.
Ketebalan yang mencapai 9.3 mm sedikit di atas rata-rata phablet sekelasnya, namun karena cover bagian belakangnya sendiri didesain mengkurva sehingga secara mengejutkan ZTE Axon Elite terasa cukup nyaman kala digenggam. Sasis-nya sendiri terbuat dari aluminium-magnesium yang digunakan untuk membuat pesawat terbang.
Uniknya lagi tombol daya dan tombol pengatur volume yang umumnya diletakkan pada sisi yang sama ternyata pada ZTE Axon Elite diletakkan secara terpisah. Tombol daya tetap di sisi kanan sementara tombol pengatur volume ada di sisi kiri.
Layar ZTE Axon Elite juga cukup menjadi sorotan, sebab dengan ukuran 5.5 inch dan resolusi FHD maka tingkat kepadatan warnanya mencapai 401 yang secara teoritis setara dengan layar iPhone 6s. Terlepas dari penilaian subjektif setiap orang mengenai benar-benar setara atau tidak kualitas layar ini dengan iPhone 6s pada kondisi sesungguhnya, namun tak bisa ditampik bahwa ketajaman gambar, viewing angles serta akurasi warna layar ZTE Axon Elite terbilang outstanding.
Sedangkan di sektor audio meski ditilik dari desainnya ZTE Axon Elite memiliki dual speaker namun sebenarnya hanya satu yang menjadi output musik maupun video, satu sisanya hanya berfungsi untuk bertelepon. Meski hanya speaker tunggal namun kualitasnya termasuk baik, demikian pula volumenya termasuk keras.
Sensor pemindai sidik jari yang terletak pada bagian belakang bekerja cukup cepat dan responsif, tidak kalah dari
Galaxy S6 atau iPhone 6 meski sedikit di bawah
iPhone 6s. Seperti sudah disebut bahwa ZTE Axon Elite juga memberikan perlindungan keamanan lapis kedua berupa
biometric eye scanning yang proses
setup-nya tidak rumit. Pengguna hanya perlu membiarkan matanya dipindai selama beberapa kali agar disimpan dan kemudian selanjutnya untuk melakukan
unlock dengan cara serupa.
Sensor pemindai mata ini memang tidak bekerja secepat dan seresponsif sensor pemindai sidik jarinya, namun masih terbilang cepat. Kelemahannya, pertama bagi mereka yang menggunakan kacamata harus melepas kacamata terlebih dahulu. Sedangkan kelemahan kedua karena proses pemindaiannya mengharuskan pengguna meletakkan handphone sedekat mungkin ke wajah maka tak bisa dilakukan sambil berjalan kaki misalnya.
Jika itupun masih dirasa belum cukup Anda bisa menggunakan pelindung lapis ketiga berupa pengenal suara yang memerlukan setidaknya tiga kata untuk memastikan kesamaan suara. Untuk perlindungan keamanan yang satu ini tentu hanya bekerja akurat di lingkungan yang tidak berisik. Sebab di lingkungan yang berisik ZTE Axon Elite sering gagal mengidentifikasi suara.
Pada fitur kamera, ZTE Axon Elite tampaknya mengekor HTC yang menggunakan dua kamera pada bagian belakang untuk flagship model mereka tahun 2014 lalu. Sebuah kamera dengan sensor 13 MP terletak di atas sementara kamera dengan sensor 2 MP di bawahnya. Meski tahun lalu HTC dianggap gagal sehingga tahun berikutnya meninggalkan teknologi tersebut, ternyata kondisi berbeda ditemukan pada kamera ZTE Axon Elite. Secara mengejutkan kualitas foto yang dihasilkan oleh duo kamera utama 13 MP dan 2 MP ini cukup tajam dengan tingkat detil yang tinggi pula.
Sama halnya dengan sebagian besar smartphone kelas high-end keluaran tahun ini, kamera utama ZTE Axon Elite juga sanggup merekam video dengan resolusi 4K. Sedangkan pada bagian depan terdapat kamera sekunder 8 MP bagi penggemar foto selfie/wefie.
Di sektor performa kecepatan ZTE Axon Elite bisa disejajarkan dengan
Sony Xperia Z5 karena juga mengadopsi
chipset Snapdragon 810 dengan RAM berkapasitas 3 GB. Baterai
non-removable-nya sendiri meski hanya berkapasitas 3.000 mAh namun didukung oleh fitur
Quick Charge 2.0 yang memungkinkan isi ulang daya sebesar 60% dalam waktu 30 menit saja.
Opini Untuk ZTE Axon Elite
Ketatnya persaingan segmen high-end tahun ini memaksa ZTE untuk tampil mencolok demi mendapat perhatian calon konsumen. Strategi yang dipilihnya adalah lewat keunikan berupa desain, kamera hingga proteksi berlapis. Meski proteksi berlapis-nya sendiri bukan benar-benar keamanan hi-tech namun cukup membuatnya berbeda diantara kompetitor yang ada.