on

Benarkah iPhone 6s Lebih Baik dari Smartphone Android?

Tak butuh waktu lama bagi Apple untuk kembali menempatkan dirinya pada posisi kompetitif setelah kamera iPhone 6 dipecundangi oleh LG G4 dan Samsung Galaxy S6, serta layar Retina kebanggaannya menjadi inferior kala Sony merilis Sony Xperia Z5 Premium yang mengusung layar beresolusi 4k. Hanya dalam waktu beberapa bulan pabrikan berbasis di Cupertino ini menjawab tantangan smartphone-smartphone Android tersebut lewat kehadiran iPhone 6s.

iPhone 6s menawarkan penyempurnaan baik dari sisi desain maupun fitur jika dibanding pendahulunya, namun tantangan sebenarnya datang dari smartphone Android kelas high-end yang memukul penjualan iPhone pada kuartal pertama tahun ini. Seberapa besar potensi iPhone 6s menghadapi kompetitor tersebut? Dan benarkah iPhone 6s merupakan sebuah idel orisinil dan lebih baik ketimbang smartphone Android kelas high-end saat ini?

Perbandingan iPhone 6s vs. Android



Perbandingan iPhone 6s vs. Smartphone Android High-end

Seperti sudah disebut dalam ulasan awal iPhone 6s pekan lalu bahwa iPhone 6s mempertahankan desain yang sama seperti iPhone 6 kecuali dalam hal penggunaan material serta pilihan warna. Mengecewakan atau tidak tentu bergantung pada penilaian subjektif tiap konsumen. Beberapa produsen smartphone Android sendiri menempuh langkah serupa, sebut saja misalnya Sony dan HTC yang masih mempertahankan desain seperti beberapa tahun sebelumnya.

Namun pada sisi lain pula Samsung melakukan ubahan yang cukup signifikan dari sisi desain. Bahkan Motorola dan OnePlus memberikan kebebasan bagi pemiliknya untuk menggonta-ganti cover belakang dengan pilihan beraga, serta unik. Belum lagi, sampai saat ini casing iPhone 6s masih belum dirancang anti debu serta air dimana Sony Xperia Z5 serta Motorola Moto X sudah menerapkan teknologi tersebut, bahkan Motorola Moto G 2015 yang notabene merupakan ponsel kelas mid-low pun juga sudah mengaplikasikannya.

Di sektor media penyimpanan Apple terkesan kontroversial, pasalnya pada satu sisi kamera iPhone 6s dirancang untuk sanggup merekam video dalam format 4K. Bukan rahasia tentunya bahwa format video dengan resolusi tinggi menuntut kapasitas media penyimpanan yang besar pula. Anehnya bukan saja Apple masih bersikeras menolak dukungan memori eksternal namun bahkan masih memasarkan iPhone 6s dalam versi kapasitas memori internal 16 GB yang nyata-nyata tak bakal optimal mendukung potensi yang dimiliki oleh smartphone itu sendiri.

Benar bahwa beberapa produsen smartphone Android mulai meniru jejak langkah Apple dengan tidak memberi dukungan memori ekstenal, Samsung adalah satu di antaranya. Namun pada saat yang bersamaan pabrikan seperti Sony bukan saja masih menawarkan dukungan memori ekstenal semata, bahkan kapasitas maksimal yang didukungnya terbilang sangat lega.

Berpindah ke pembahasan seputar aplikasi kamera, selama ini selalu kuat anggapan bahwa smartphone Android cenderung meniru apa yang dilakukan oleh Apple. Meski anggapan tersebut tidaklah keliru namun fakta sebaliknya pun juga berlaku. Sebut saja misalnya fitur “Live Photo” yang baru saja diperkenalkan oleh Apple lewat iPhone 6s pada dasarnya merupakan konsep yang sudah lebih dahulu diperkenalkan oleh HTC dan bahkan Microsoft Lumia. Namanya memang berbeda, namun pada dasarnya merupakan aplikasi yang sama.

Fitur istimewa lain dari iPhone 6s adalah 3D Touch yang disebut-sebut sebagai sebuah terobosan revolusioner dalam hal navigasi. Tanpa menampik keistimewaan serta kepraktisannya faktanya Android sudah lebih dahulu memperkenalkan dengan nama Force Touch meski untuk saat ini baru diadopsi oleh Huawei Mate S versi 128 GB saja. Beberapa tahun lalu Samsung Galaxy S3 sebenarnya juga menawarkan fitur dengan konsep yang tak jauh beda, sayangnya kinerjanya masih sangat lamban sehingga tak banyak menyita perhatian.

iPhone 6s vs. Android

Harus diakui bahwa 3D Touch pada iPhone 6s memiliki kinerja serta manfaat yang jauh lebih sempurna dibanding pencapaian Android sampai saat ini. Namun lagi-lagi ide tersebut merupakan hasil mengintip kompetitornya yang kemudian disempurnakan dan dioptimalisasi dengan sangat baik oleh Apple.

Apple juga mencoba merespon kekalahan kamera iPhone 6 dengan menawarkan modul kamera 12 MP baru untuk iPhone 6s dengan kemampuan merekam video dalam resolusi 4K. Performa kamera serta hasil foto yang dihasilkan sangatlah memukau dengan tingkat ketajaman tinggi. Selama pengujian singkat tampaknya kamera iPhone 6s cukup mampu bersaing dengan kamera Galaxy S6 dan LG G4. Lagi-lagi Apple belajar dari kompetitornya dengan memberikan interface sederhana sehongga relatif lebih udah dioperasikan. Sekilas interface-nya sangat mengingatkan pada interface kamera Motorola Moto G 2015. Walau pada sisi lain sayangnya fitur OIS hanya terdapat pada iPhone 6s Plus dan tidak ada pada iPhone 6s.

Jika hanya melihat data di atas kertas maka layar iPhone 6s yang hanya menawarkan resolusi HD dan tingkat kepadatan warna 326 ppi terdengar demikian inferior. Terlepas dari data-data di atas kertas faktanya layar iPhone 6s masih tampak sangat tajam dan memenuhi syarat digunakan menikmati film maupun game. Reproduksi warna merupakan keungulan layar iPhone 6s, mencolok namun tetap natural.


Kesimpulan Perbandingan iPhone 6s vs. Smartphone Android High-end

Pada beberapa poin yang dijabarkan di atas adil rasanya menyebut bahwa iPhone 6s memiliki segudang potensi untuk berhadapan dengan kompetitornya yang berbasis Android. Fakta bahwa iPhone meniru serta menyempurnakan beberapa fitur yang sudah lebih dahulu ditemukan pada smartphone Android mungkin mengecewakan bagi pemuja orisinalitas, namun Apple melihatnya dalam sudut pandang yang lebih luas. Dengan mengadopsi fitur-fitur andalan pada smartphone berbasis Android harapannya mereka yang sebelumnya sudah terbiasa menggunakan smartphone Android tidak bakal merasa canggung ketika berganti ke iOS, dan untuk itu Apple layak mendapat pujian.