Peluncuran Oppo N3 mungkin tidak mendapat banyak sorotan, sebab pada saat yang hampir bersamaan beberapa pabrikan besar turut merilis ponsel dan phablet kelas high-end yang menyedot perhatian publik. Namun demikian ambisi besar pabrikan asal Cina ini untuk menguasai pasar AS tak bisa juga dipandang sebelah mata. Setelah tahun lalu sukses dengan Oppo N1 yang kala itu dianggap revolusioner berkat kamera berputarnya kini perusahaan yang sama memperkenalkan Oppo N3.
Oppo N3 bagi beberapa orang dianggap sebagai penerus dari Oppo N1. Karenanya tanda tanya pun bermunculan dibalik alasan Oppo langsung menggunakan nama N3 dan melewatkan N2. Terlepas dari apapun alasan ketidakhadiran Oppo N2, Oppo N3 cukup layak disimak setidaknya sebagai pembanding sebelum melakukan keputusan beli.
Desain dan Spesifikasi Oppo N3
Jika dibandingkan N1 maka dimensi Oppo N3 tampak sedikit menyusut karena bukannya menggunakan layar 5.9 inch kini perusahaan asal Negeri Cina itu pilih menggunakan layar berukuran 5.5 inch seperti umumnya kompetitor di kategori ini. Konsekuensinya phablet Android terbaru keluaran Oppo ini makin ramping sekaligus makin ringan jika dibanding pendahulunya. Walau demikian dengan bobot mencapai 192 gram tetap saja N3 terbilang berat, sebab kompetitornya seperti LG G3 mampu meredam bobot hanya menjadi 149 gram saja.
Casingnya sendiri masih tetap didominasi oleh material plastik, namun bukan itu yang menjadi kelemahan Oppo N3 dari sisi desain. Kelemahannya justru terletak pada bingkai aluminium yang sejatinya dimaksudkan untuk memperkuat casingnya namun karena desainnya yang terlalu tajam dan tipis maka terasa tidak nyaman dalam genggaman.
Kamera berputar pada Oppo N3 juga mendapat sentuhan yang sedikit berbeda dibanding Oppo N1. Untuk suatu alasan yang sulit dipahami, Oppo memberikan kontur faux-leather seperti milik Samsung Galaxy Note 4 di sekitar kamera tersebut. Bedanya jika pada Galaxy Note 4 jahitan di sekelilingnya adalah jahitan tulen maka pada Oppo N3 hanya sekedar aksen.
Keunikan lain yang juga tidak lumrah adalah penempatan tombol daya (power button) pada sisi kiri, padahal umumnya phablet maupun smartphone memiliki tombol tersebut pada sisi kanan. Kecuali Anda adalah pengguna tangan kiri (kidal) maka penempatan ini tidak bakal terasa nyaman, meski demikian dengan pembiasaan ketidaknyamanan tersebut bakal berkurang.
Pada cover belakang lagi-lagi terlihat bagaimana Oppo mencoba meniru desain phablet lain dari merek yang lebih ternama. Kali ini desain LG G3-lah yang menjadi inspirasinya, bedanya jika pada cover belakang LG menempatkan tombol “back” maka Oppo menempatkan pemindai sidik jari tepat pada lokasi yang sama dengan tombol “back” pada LG G3.
Oleh karena sisi kiri sudah dihuni oleh tombol daya, maka tombol pengatur volume terletak pada sisi kanan. Dan lagi-lagi anehnya Oppo menempatkan port headphone pada sisi ini pula, bukannya di bagian atas seperti umumnya phablet dan smartphone.
Layar IPS LCD berukuran 5.5 inch dengan resolusi 1920 x 1080 pixels dan kepadatan warna mencapai 403 ppi-nya sendiri merupakan salah satu keunggulan Oppo N3. Sebab kejernihan dan ketajamannya bisa disetarakan dengan layar iPhone 6 Plus. Meski demikian jika dibandingkan layar LG G3 yang sejau ini tetap menjadi benchmark di kelas dan kategori ini maka layar Oppo N3 masih terlihat kurang tajam.
Tak berlebihan menyebut kualitas layar Oppo N3 dengan kata “istimewa”, sebab selain warna yang ditampilkan tampak begitu natural, tingkat kecerahannya tinggi demikian pula viewing angles-nya sangat luas. Namun pada sisi lain kelemahan layar Oppo N3 bisa dilihat dari tingkat kontras yang tidak cukup baik, sehingga pada sudut tertentu warnanya menjadi tampak kurang pekat. Jika Anda adalah tipe penikmat film melalui smartphone atau phablet maka kelemahan ini bakal sangat terasa.
Bicara soal hiburan, kualitas audio Oppo N3 secara mengejutkan cukup menjanjikan. Volumenya keras, jernih dan relatif mantap sekalipun hanya menggunakan single speaker dan itupun diletakkan pada bagian bawah, tersembunyi di balik bingkai aluminium.
Sistem operasi Android KitKat masih menjadi standar bawaannya berikut tampilan antar muka Color OS versi 2.0. Sama halnya dengan TouchWiz milik Samsung, tampilan antar muka Color OS sangat radikal dalam mengubah tampilan asli sistem operasi Android. Dari tata letaknya, Color OS tampak hendak meniru iOS milik Apple.
Operating system |
|
---|---|
Processor |
|
Built-in Memory |
|
Display |
|
Camera |
|
Connectivity |
|
Storage Type |
|
Battery |
|
Dimensions |
|
Weight |
|
Sementara itu peningkatan di sektor performa terasa sangat nyata jika dibandingkan Oppo N1. Kala itu, meski mengusung kamera yang revolusioner namun performa N1 mendapat banyak kritikan. Kali ini dengan mengandalkan chipset Snapdragon 801 dimana di dalamnya terintegrasi prosesor quad-core berkecepatan 2.3 GHz dan didampingi oleh RAM berkapasitas 2 GB, Oppo N3 cukup mampu bersaing dengan phablet besutan merek ternama keluaran tahun lalu.
Pada pengujian dengan Sunspider Javascript 1.0.2 Oppo N3 mencatatkan poin yang lebih baik dibandingkan Samsung Galaxy Note 4 dan LG G3, namun masih belum mampu bersaing dengan iPhone 6 Plus. Sementara untuk pengujian dengan Quadrant meski belum bisa mencatat poin lebih baik dibanding iPhone 6 Plus, LG G3 maupun Samsung Galaxy Note 4 namun tampak ada peningkatan signifikan dibandingkan Oppo N1. Kondisi serupa kembali terjadi saat pengujian 3DMark 2013.
Bagi penggemar merek Oppo, kabar yang paling dinanti tentunya adalah peningkatan kualitas kamera berputar (swiveling camera) pada Oppo N3 dibanding Oppo N1. Kali ini Oppo menggunakan lensa f/2.2 besutan Schneider-Kreuznach dengan sensor 16 MP. Selain itu kali ini kamera tersebut juga dilengkapi dengan motor sehingga perputarannya bisa berlangsung secara mekanis, pengguna hanya perlu melakukan swipe pada layar untuk memerintahkan kamera tersebut berputar. Kecepatan putarnya sendiri juga bergantung pada berapa cepat atau lambat pengguna dalam melakukan swiping pada layar tersebut.
Kualitas foto yang dihasilkan sendiri sangat baik, dan sekali lagi menempatkannya sejajar dengan LG G3 dan Samsung Galaxy Note 4. Kinerja auto focus-nya juga terbilang cepat meski tidak secepat Samsung Galaxy S6 atau LG G3. Satu-satunya kelemahan Oppo N3 terletak pada ketiadaan dukungan OIS yang jelas sangat mengecewakan untuk ukuran sebuah phablet kelas high-end.
Pada sektor baterai, Oppo justru menempatkan baterai dengan daya 3000 mAh yang berarti menurun kapasitasnya dibanding Oppo N1. Hasilnya jika dibandingkan pendahulunya itu daya tahan baterai Oppo N3 berkurang sekitar 1 jam.
Kesimpulan Review Oppo N3
Dibandingkan Oppo N1 jelas ada begitu banyak peningkatan yang sangat signifikan pada Oppo N3. Baik pada sektor kamera maupun performa. Sayangnya pada sisi lain masih ada beberapa kelemahan yang bertahan seperti dimensi yang bulky serta bobot yang tidak kompetitif dibanding merek lain sekelasnya. Tak cukup sampai di situ penempatan tombol-tombol yang tidak lumrah juga turut menyumbang daftar kelemahan Oppo N3.