Nama LG di industri ponsel mulai menarik perhatian semenjak Google menggandengnya sebagai mitra resmi untuk memproduksi Google Nexus beberapa tahun lalu. Selepas sukses dengan proyek tersebut LG membesarkan namanya sendiri dengan menghadirkan LG G2 sebagai flagship model mereka di tahun 2013. Dan LG G2 itu pulalah yang dianggap sebagai tombak kebangkitan merek asal Korea itu di industri ponsel.
Melanjutkan keberhasilan mereka tahun berikutnya dihadirkan LG G3 yang kala itu tercatat sebagai smartphone pertama di dunia yang mengusung layar dengan resolusi QHD, tahun berikutnya sang penerus (LG G4) bahkan didaulat sebagai smartphone Android terbaik bersaing ketat dengan kompetitor se-negara Samsung Galaxy S6. Apa sebenarnya perbedaan signifikan antara tiga generasi LG seri G tersebut? Benarkah LG G2 masih layak dibeli atau dipertahankan sampai saat ini sebagaimana diyakini kebanyakan konsumen?
Membedah Perbedaan LG G2 vs. LG G3 vs. LG G4
Dari sisi desain sebenarnya tak banyak perubahan semenjak LG G2 hingga LG G4. LG G2 adalah produk pertama LG yang mengadopsi penempatan physical button pada cover belakang alih-alih pada bagian samping sebagaimana layaknya smartphone merek lain.
Sebagai pelopor desain tersebut
LG G2 sendiri minim atau bahkan hampir tak memiliki material premium pada
casing-nya. Plastik
polycarbonate masih menjadi material utama pada LG G2 sebagaimana langkah yang juga dilakukan oleh Samsung bahkan hingga generasi
Galaxy S5 dua tahun lalu. LG G2 yang dirilis beberapa bulan setelah
Samsung Galaxy S4 tampil dengan
build quality cukup solid pada masanya, lebih solid dibanding Galaxy S4. Sayang sekali walau lebih solid dari kompetitor utamanya namun masih dianggap belum memenuhi standar sebuah
flagship phone. Dalam beberapa pengujian terbukti LG G2 tak mampu bertahan cukup baik kala terjatuh.
Belajar dari hal tersebut maka pada tahun 2014 perusahaan yang sama melahirkan
LG G3 dengan material casing yang diperkeras dengan harapan sanggup menahan insiden lebih baik dibanding pendahulunya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka kali ini sang produsen mengkombinasikan plastik
polycarbonate dengan logam. Tentu saja ubahan tersebut membuat LG G3 menjadi lebih solid dibanding pendahulunya dari sisi
build quality.
Meski secara umum masih mempertahankan desain yang sama namun pada tahun 2015
LG G4 hadir dengan sentuhan estetika yang lebih baik. Salah satu diantaranya adalah pilihan
back cover yang beragam mulai dari
polycarbonate, logam hingga
leather. Versi yang terakhir (
leather) ini-lah yang paling banyak menyita perhatian dan beroleh apresiasi karena menjadikan LG G4 sebagai smartphone paling elegan di tahun 2015 lalu. Selain itu ubahan di sektor desain yang minimal namun cukup signifikan adalah desain
cover belakang yang mengkurva, desain ini mengadopsi desain pada LG G Flex 2.
Di sektor layar, LG G2 mengusung layar berteknologi IPS dengan resolusi FHD yang sebenarnya hingga saat ini masih terbilang layak secara teoritis. Namun layar LG G2 sendiri juga belum sempurna bahkan pada masanya kala itu, warna yang cenderung washed-out dianggap sebagai salah satu kelemahan LG G2.
Tahun 2014 LG menjadi pelopor implementasi layar beresolusi QHD di industri ponsel lewat LG G3. Walau tak sedikit yang bersikap sinis dengan menyebut bahwa layar beresolusi tinggi ini hanya memboroskan daya baterai faktanya tak sedikit yang memberi apresiasi terhadapnya. Bahkan para kompetitor pun mulai mengikut jejak LG kecuali Sony yang tetap bertahan dengan resolusi FHD untuk flagship model mereka.
Tak bergeming dengan pendapat miring terhadap layar QHD-nya pabrikan asal Korea ini mempertahankan dan bahkan menyempurnakan layar tersebut untuk dipasang pada LG G4. Meski di atas kertas spesifikasi layar LG G4 tak berbeda dari LG G3 namun kala dibandingkan secara langsung tampak ada peningkatan kualitas pada layar LG G4 dibanding pendahulunya terutama pada tingkat kecerahan, kontras serta akurasi warna.
Untuk poin performa nyaris tak ada perbedaan signifikan antara LG G2 vs. LG G3 vs. LG G4. Pasalnya perbedaan antara Snapdragon 800, Snapdragon 801 dan Snapdragon 808 nyaris tak terasa secara aktual. Hambatan yang dialami oleh Qualcomm kala memproduksi Snapdragon 810 memberi imbas cukup serius pada LG karena demi bermain aman mereka pilih menggunakan Snapdragon 808 untuk LG G4 yang bukan saja inferior dibanding flagship model merek lain namun juga tidak meningkat secara berarti dibanding dua pendahulunya. Mungkin berangkat dari fakta inilah kebanyakan pemilik LG G2 enggan beralih ke LG G4 dan pilih menanti LG G5, sementara konsumen yang sedang mempertimbangkan meminang LG G4 akhirnya memilih LG G2 karena dinilai lebih ekonomis.
Perubahan signifikan yang mungkin benar-benar membedakan LG G2, LG G3 dan LG G4 mungkin terdapat pada fitur kamera. Di masa lalu smartphone buatan LG tak pernah dianggap sebagai salah satu yang terbaik bahkan menjadi kontestan pun tidak. Apple, Samsung serta Sony selama bertahun-tahun dipersepsi sebagai smartphone dengan kamera terbaik. Padahal faktanya meski masih jauh dari sempurna performa serta kualitas foto yang dihasilkan oleh kamera LG G2 kala itu cukup bersaing dengan kamera Samsung Galaxy S4.
Posisi LG sebagai salah satu pemain dominan di fitur kamera smartphone sendiri baru diakui kala mereka merilis LG G4. Beberapa reviewer profesional mengakui bahwa kamera LG G4 lebih baik dibanding Samsung Galaxy S6, iPhone 6s maupun Xperia Z5. Meski masih menimbulkan perdebatan mengingat masing-masing orang memiliki preferensi berbeda kala menilai kualitas sebuah foto namun tak ada yang menampik bahwa LG G4 pantas ditempatkan pada posisi tiga besar.
Dalam banyak hal memang tampak ada penyempurnaan dan peningkatan dari LG G2 ke LG G3 dan akhirnya LG G4 namun ada satu poin dimana kualitas smartphone LG justru menurun. Poin tersebut tak lain adalah stamina baterai. LG G2 diakui sebagai salah satu flagship dengan stamina baterai terbaik di masanya. Dengan sekali isi ulang daya baterai LG G2 sanggup bertahan lebih dari sehari untuk pemakaian normal.
Sayangnya pada tahun-tahun berikutnya LG masih mempertahankan baterai dengan kapasitas yang sama, padahal spesifikasi LG G3 dan LG G4 meningkat dari tahun ke tahun termasuk resolusi layar yang makin tinggi. Walau staminanya masih termasuk rata-rata atau setara dengan para kompetitor sekelas namun jelas tidak menjadikannya sebagai salah satu kelebihan seperti pada LG G2.
Opini Terhadap Hasil Perbandingan LG G2 vs. LG G3 vs. LG G4
Tiga generasi LG seri G sebagaimana dibahas pada ulasan kali ini sama-sama menunjukkan sebuah proses positif yang dilakukan sang produsen dari tahun ke tahun meski mungkin beberapa hal diantaranya tak terlalu signifikan.
Peningkatan resolusi layar menjadi lompatan paling besar yang membedakan LG G2 dengan LG G3 disamping kembalinya dukungan memori eksternal. Sementara desain serta kamera menjadi penyempurnaan paling signifikan kala membandingkan LG G4 dengan kedua pendahulunya.
Menyebut LG G2 lebih baik dibanding para penerusnya sudah jelas merupakan mitos, mitos ini kemungkinan berasal dari penurunan stamina baterai yang dahulu menjadi salah satu alasan LG G2 dipandang serius. Siapapun juga tahu bahwa membeli ponsel kelas flagship selalu membawa konsekuensi negatif dari sisi stamina baterai. Karenanya meski benar LG G2 memiliki keunggulan dari sisi ini (stamina baterai) tetap tidak cukup untuk membangun argumen bahwa LG G2 lebih baik dari LG G3 dan LG G4. Justru dari sisi value for money-lah sebenarnya LG G2 menjadi lebih layak dipertimbangkan dibanding LG G3 dan LG G4. Sayangnya saat ini dengan meningkatnya permintaan terhadap LG G2 sementara stok yang tersedia makin tipis berakibat pada harga yang melambung dan dalam banyak kasus tak lagi bisa dibilang ekonomis bahkan cenderung tak masuk akal.
Sedangkan LG G3 memang terasa ‘nanggung’ jika baru hendak dibeli saat ini, pasalnya perbedaan dengan LG G2 tidak banyak dan harganya lebih mahal.
Kisaran harga LG G2 di pasaran saat ini sangat variatif mulai dari Rp 3,6 hingga 5.8 juta-an, harga LG G3 sama variatifnya mulai Rp 4.9 hingga 7,3 juta-an. Harga LG G4 di kisaran Rp 7.2 juta-an jelas lebih stabil karena supply yang juga masih stabil.
Jika Anda beruntung menemukan penjual yang membanderol LG G2 bergaransi resmi dengan harga wajar (tak lebih dari Rp 4 juta) maka unit tersebut sangat layak dibeli karena menguntungkan dari sisi value for money. Jika Anda menemukan LG G2 di atas Rp 4 juta coba tengok terlebih dahulu LG G3 karena masih ada pedagang yang membanderol di harga wajar sehingga selisihnya tak jauh beda atau dalam beberapa kasus malahan lebih murah dibanding LG G2, apalagi LG G3 memiliki slot microSD untuk memori eksternal.
Bagaimanapun jika anggaran yang Anda miliki cukup fleksibel sudah sangat jelas bahwa LG G4 paling layak dipilih diantara ketiganya. Stamina baterai yang tidak sebaik LG G2 memang sudah jelas, tapi toh masih dalam ukuran wajar dibanding kompetitor sekelas. Di sisi lain selain ada cukup banyak penyempurnaan, usianya juga masih relatif baru sehingga update firmware serta ketersediaan aksesoris lebih terjamin dibanding LG G2.