InFocus, perusahaan asal Amerika yang bermarkas di Portland selama ini lebih dikenal sebagai produsen proyektor. Kehebatan mereka dalam memproduksi proyektor selama bertahun-tahun sudah sangat diakui dan tak berlebihan jika menyebut mereka telah sukses membentu keunggulan kompetitifnya dalam industri tersebut. Begitu suksesnya sampai-sampai merek mereka terjebak menjadi merek general dimana orang kemudian latah menyebut semua proyektor sebagai “InFocus”.
Namun InFocus M2 bukan produk proyektor terbaru buatan InFocus, melainkan sebuah smartphone Android kelas low-end yang diproduksi oleh pabrikan asal Portland tersebut. Seolah tak ingin dianggap main-main atau sekedar coba-coba menjajal peruntungan dalam industri ponsel, InFocus bahkan menggandeng pabrik perakitan asal Taiwan, Foxconn yang notabene selama ini juga adalah mitra perakitan Apple. Dengan mengedepankan citra sebagai produk asal AS yang didesain di AS sanggupkah InFocus M2 meraih sukses di kategori ponsel kelas low-end yang tingkat kompetisinya sudah menjadi red ocean dalam dua tahun terakhir ini?
Desain dan Spesifikasi Smartphone Android InFocus M2
Dari sisi desain harus diakui bahwa tak ada hal yang membuat InFocus M2 tampak menonjol dibanding ponsel lain di kelasnya. Bahkan sekilas ada banyak kemiripan desainnya dengan ponsel besutan Motorola di segmen low-end yaitu Moto E. Secara keseluruhan ponsel murah ini mampu menghasilkan kesan solid, namun bukan elegan.
Pada cover bagian belakang sebenarnya para desainer sudah merancang agar bentuknya sedikit mengkurva dan pula permukaannya menerapkan tipe matte namun karena materialnya sendiri cenderung mudah menyisakan noda dan minyak yang berasal dari tangan maka ponsel ini tetap relatif licin kala digenggam.
Di sisi lain secara ergonomis ponsel ini layak diapresiasi karena penempatan dan ukuran tombol-tombol yang mudah dijangkau dengan jari-jari tangan sekalipun dioperasikan dengan satu tangan saja.
Untuk spesifikasi InFocus M2 tampak sekali bahwa perusahaan asal AS tersebut hendak memosisikan dirinya sebagai pesaing langsung dari Xiaomi Redmi 2 yang sejak bulan April 2015 sudah dirilis resmi di Indonesia. Tengok saja penggunaan chipset MediaTek MT6582 berikut GPU Mali 400 yang terintegrasi. Chipset yang sama juga digunakan pula oleh ponsel Android murah lainnya yaitu Android One yang di Indonesia dibesut oleh Nexian, Evercoss dan Mito. Didampingi dengan RAM berkapasitas 1 GB serta memori internal 8 GB rasa-rasanya spesifikasi tersebut sudah sangat memadai untuk ukuran sebuah ponsel Android kelas low-end.
Sementara itu di sektor layar, InFocus melakukan pendekatan yang sedikit “nyleneh” dengan menawarkan resolusi 768 x 1280 pixels yang berarti lebih lebar dibanding ponsel sekelas buatan produsen lain yang umumnya menggunakan rasio 16:9. Karena itu jika dibandingkan layar Android One maupun layar ponsel lain sekelasnya jelas kualitas layar InFocus M2 sedikit lebih baik. Bahkan layarnya dalam pengamatan kami adalah yang paling jernih dan tajam di kelas low-end. Tingkat kecerahan layarnya juga terbilang istimewa bahkan masih tetap bisa terbaca kala terpapar sinar matahari.
Soal fitur pada dasarnya InFocus M2 sudah cukup komplet, sebut saja misalnya Wi-Fi b/g/n, Bluetooth 4.0, proximity sensor, gyroscope, accelerometer dan bahkan FM radio serta noise cancellation. Namun sayangnya di sisi lain InFocus belum melengkapi ponsel buatannya ini dengan fitur ambient light sensor
Standarnya InFocus M2 menjalankan sistem operasi Android 4.2.2 dengan tampilan antar muka keluaran InFocus sendiri. Kelemahan dari tampilan antar muka ini adalah cukup banyaknya aplikasi bawaan serta widgets dari tiap-tiap aplikasi tersebut yang sebenarnya jarang digunakan oleh kebanyakan pengguna. Seperti halnya dengan TouchWiz milik Samsung, tampilan antar muka InFocus juga kaya akan animasi sehingga cukup memboroskan sumber daya. Beruntung pihak produsen juga menyertakan EZ launcher dengan tiles yang lebar serta sederhana.
Sedangkan pada fitur kamera meski di atas kertas tampaknya kamera 8 MP pada bagian depan dan bagian belakang yang diusungnya terdengar menjanjikan namun tetap tak dapat dipungkiri bahwa InFocus M2 adalah ponsel kelas low-end. Kualitas foto yang dihasilkan jauh dari istimewa, gejala noise serta warna yang tidak natural adalah dua problem utamanya. Sementara itu pada kamera depan LED flash yang mengawalnya terlalu terang sehingga disamping membuat obyek foto tidak nyaman juga pencahayaan yang berlebihan sangat memengaruhi kualitas foto yang dihasilkan olehnya. Pabrikan juga melengkap dengan fitur auto focus namun kinerjanya sangat lambat dan bahkan di dalam ruangan atau di malam hari sering kali gagal berfungsi sama sekali.
Kesimpulan Ulasan InFocus M2
| Harga InFocus M2 vs. Xiaomi Redmi 2 | |
| InFocus M2 | Redmi 2 |
 |  |
 | |
InFocus M2 memang tidak terlalu istimewa, namun untuk aplikasi keseharian performanya tidaklah mengecewakan. Gejala lag cenderung lebih minim dibanding ponsel lain di kisaran harga yang sama. Performa baterainya juga cukup baik, kala dicoba menjalankan film dengan resolusi 1080 p baterainya masih sanggup bertahan selama tujuh jam lebih.
Harga Android One memang lebih murah dibanding harga InFocus M2, namun jika fitur turut menjadi poin pembandingnya maka jelas Android One tak mampu bersaing dengan ponsel murah asal Negeri Paman Sam ini. Jika value for money memang adalah faktor penting bagi Anda dalam membeli sebuah produk maka kami merekomendasikan InFocus M2. Memang ada beberapa pilihan lain seperti Lenovo A6000 dan Asus Zenfone C, Xiaomi Redmi 2 dan Motorola Moto E generasi kedua namun harga keduanya masih lebih mahal dibanding InFocus M2.
