HP Android Lollipop dalam arti HP baru yang sudah menjalankan Android Lollipop sebagai default sistem operasinya masih sangat jarang diketemukan untuk saat ini. Selain Nexus hingga saat ini baru LG G Flex 2 yang standarnya sudah menjalankan versi terbaru dari sistem Android tersebut. Kondisi ini cukup menimbulkan pertanyaan mengingat terhitung sejak 12 November 2014 lalu Google sudah secara resmi merilis Android 5.0 itu.
Minimnya populasi HP Android Lollipop di pasaran ini tentu tak hanya terjadi di Indonesia, sebab kondisi yang sama juga terjadi di belahan dunia manapun. Pabrikan besar seperti Samsung bahkan hingga kini masih merilis seri Samsung Galaxy terbaru seperti Galaxy A3, Galaxy A5 dan Galaxy A7 dengan Android KitKat meski pada saat yang sama menjanjikan update resmi Lollipop di masa mendatang. Tak hanya itu, update Android terbaru untuk HP Android yang sudah beredar pun juga terasa lambat sama halnya dengan lambatnya kehadiran HP Android Lollipop baru sendiri.
Misteri Dibalik Kelangkaan HP Android Lollipop
Berdasarkan data pengunjung Google Play Store yang dirilis Google sendiri pada awal Januari lalu terlihat bahwa populasi penggunaan sistem operasi Android sendiri saat ini masih didominasi oleh Android KitKat dan disusul oleh Android Jelly Bean di tempat kedua. Populasi device yang menjalankan Android 5.0 sendiri tak lebih dari 0,1% berdasarkan data tersebut.
Lantas apa alasannya populasi Android KitKat hingga saat ini masih mendominasi total populasi yang ada bahkan beberapa produsen pun tetap pilih memberikan Android KitKat sebagai sistem operasi bawaan smartphone terbaru buatan mereka? Benarkah Android KitKat lebih unggul dibanding Android Lollipop?
Sebagaimana diketahui bahwa pola distribusi sistem operasi Android sangat berbeda dengan iOS, Windows Phone maupun BlackBerry. Jika tiga kompetitor utama tersebut mendistribusikan sistem operasinya langsung ke tangan end-user dan bisa mendapat feedback langsung maka tidak demikian halnya dengan Android. Google selaku pengembang mendistribusikan Android kepada produsen smartphone, tablet maupun perangkat berbasis Android lainnya. Oleh para produsen sistem operasi tersebut diuji dan dimodifikasi lagi untuk disesuaikan dengan perangkat yang hendak mereka produksi sebelum pada akhirnya sampai ke tangan konsumen sebagai pengguna akhir (end-user).
Karena itu hingga saat ini sulit menemukan jawaban pasti mengapa para produsen tersebut pilih mempertahankan Android KitKat ketimbang menggunakan versi yang lebih baru yaitu Lollipop. Banyak hal yang melatarbelakangi produsen enggan menggunakan Android Lollipop saat ini. Salah satunya adalah biaya produksi yang bisa membengkak karena menggunakan Android Lollipop berarti mereka harus melakukan pengujian serta adaptasi sistem operasi baru tersebut dengan device yang diproduksi. Walau demikian logikanya produsen akan memilih menawarkan sistem operasi terbaru sebagai bawaan ponsel atau tablet yang mereka jual karena berpotensi menarik minat konsumen ketimbang menyediakan update di kemudian hari yang secara langsung tak memberikan keuntungan finansial apapun kepada mereka.
Di lain pihak Google sendiri sebenarnya tampak cukup agresif mempromosikan berbagai keunggulan Android Lollipop. Sejak diperkenalkan secara resmi pada bulan Juni 2014 silam perusahaan yang mendominasi industri mesin pencari tersebut gencar merilis teasing Android Lollipop dan berbagai cara promosi lainnya. Bahkan setelah dirilis resmi pada 12 November tahun lalu pun Google begitu asertif memperbaiki bug yang ada. Namun demikian Android 5.1 tidak akan dirilis sebelum bulan Juli tahun ini.
Kondisi yang sangat berbeda terjadi pada sistem operasi iOS dimana berdasar data yang dirilis oleh Mixpanel setidaknya 70% mobile device buatan Apple sudah menjalankan sistem operasi iOS 8 hanya dalam waktu sekitar sembilan puluh hari sejak Apple merilisnya. Padahal iOS 8 sendiri juga tak luput dari bug kala pertama kali dirilis.
Fenomena keterlambatan adopsi sistem operasi Android terbaru menunjukkan ada masalah pada ekosistem platform itu sendiri. Google sebagai pengembang bisa saja melakukan berbagai langkah agresif sekaligus inovatif. Namun bahkan meski keunggulan Android Lollipop dibanding Android KitKat begitu digembar-gemborkan oleh Google sendiri maupun pihak ketiga faktanya pola distribusi yang unik tersebut membutuh waktu setidaknya satu tahun agar versi stabil dari sistem operasi yang bersangkutan bisa sampai ke tangan konsumen.
Untuk alasan itu maka tingkat respon Android terhadap kekurangan atau kelemahan yang dialami konsumen tidak pernah bisa menyamai tingkat respon kompetitornya yang langsung berhadapan dengan pengguna akhir. Seasertif apapun Google dalam mengatasi kelemahan yang muncul dari sistem operasi terbarunya takkan pernah secepat kompetitor selama pola distribusi semacam ini masih diadopsi. Buktinya bug atau kelemahan Android Lollipop yang sudah mulai disadari pengguna sejak bulan Desember tahun lalu baru bisa diatasi bulan Juli tahun ini. Artinya kali ini butuh waktu tujuh bulan bagi konsumen untuk bisa menikmati versi stabil dari Android Lollipop.
Google sendiri tidak bersikap pasif menghadapi kendala minimnya interaksi langsung dengan konsumen akhir. Salah satunya lewat Google Play Service, namun solusi ini masih tak mampu menyelesaikan masalah secara tuntas. Mungkin itu sebabnya Google memulai proyek Google Android One dengan menggandeng manufaktur lokal di masing-masing negara. Meski awalnya Google Android One disebut sebagai upaya Google menekan produsen HP Android yang standar kualitasnya rendah namun di pihak lain lewat Google One juga mereka berkesempatan berinteraksi dan mendapat loloh balik langsung dari konsumen sekaligus mendistribusikan patch tanpa intervensi produsen sebagaimana terjadi selama ini.
Sayangnya proyek Google One masih sangat hijau, perlu waktu panjang agar visinya tercapai. Dan selama itu suka atau tidak suka baik Google maupun konsumen masih memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap masing-masing produsen HP Android.
Kapan HP Android Lollipop Terbaru Mulai Beredar?
Besar kemungkinan kehadiran HP Android terbaru yang sebagian besar diperkenalkan pada gelaran CES, MWC maupun event lain yang diadakan masing-masing produsen akan menjadi awalnya. Dari sekian banyak yang diperkenalkan sampai tulisan ini dibuat baru LG G Flex 2 yang sudah resmi beredar di pasaran. Kemungkinan nantinya akan disusul oleh dua HP Android Samsung Galaxy terbaru yaitu Samsung Galaxy S Edge (Galaxy S6 Edge) dan Samsung Galaxy S6 sebelum kemudian secara perlahan diadopsi pula oleh HP mid-ranges dan HP low-end pada akhirnya.